Banda Aceh- Jelang pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) yang akan dilaksakan di Provinsi Aceh, Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Aceh tetap melaksanakan latihan rutin di lapangan basket Geulanggang Universitas Syiah Kuala (USK) meski memiliki kendala anggaran, Kamis, (28/9/2023)
Faizal, Koordinator Harian Perbasi Aceh menyampaikan anggaran tersebut dialokasikan untuk Pemusata Latihan Daerah (Pelatda), Rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas), operasional Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Sementara itu, ia mengatakan bahwa Pelatda sudah berhenti sejak Agustus lalu.
“Anggaran yang tersedia itu sangat minim karena ketika kita jadi tuan rumah PON, hampir semua cabor turun, walau tidak semua nomor,”ujarnya.
Meski keterbatasan dana, Perbasi tetap melakukan latihan terpusat bagi para atletnya.
Faizal menyampaikan pembentukan atlet basket di Aceh dimulai lebih lambat jika dibandingkan dengan atlet di pulau Jawa. Meski begitu, ia melihat saat ini sudah ada beberapa sekolah jenjang SD dan SMP yang menerapkan ekstrakurikuler basket seperti Al-Azhar, Fatih Billingual School, dan Akademi The Kids Pango untuk usia 5-14 tahun.
“Kita tak bersaing target mulut ke mulut untuk medali, karena kita selalu kalah dengan Jawa. Jawa udah memulai persiapan atlet itu sejak usia dini,” ujarnya.
Terkait tempat latihan, Faizal juga menyampaikan lapangan basket Geulanggang USK sudah memadai, akan tetapi diperlukan lapangan dalam ruangan (indoor) bila cuaca kurang mendukung.
- Advertisement -
“Lapangan ini strategis, butuh lari ada, kita juga turut mensosialisaikan olahraga basket kepada masyarakat karena olahraga basket ini termasuk olah raga orang berada, sepatunya agak mahal,” ujar Faizal.
Ia mengatakan saat formasi latihan tiga lawan tiga (3×3) biasanya dilakukan di lapangan Blang Padang. Hanya saja mereka terkendala posisi ring yang rendah di lapangan Balng Padang.
“Kalau rendah mempengaruhi shutting game. Kalau latihan di geulanggang tinggi. Kalau tinggi bisa diseusaikan untuk shuting gamenya. Tapi kita juga butuh lapangan indoor supaya altet tidak ada alasan lapangan basah sehingga tidak bisa latihan,” tuturnya.
Selain mensosialisasikan kepada masyarakat, Faizal juga berharap agar atlet dapat mensosialisakan olahraga basket ke sekolah yang berada di daerah asal mereka.
“Anak-anak ini paham, jadi ketika mereka kembali ke daerah mereka bisa mensosialisasikan ke sekolah-sekolah di daerah mereka,” ungkapnya.