Lensakita.com- Bagaimana cara mengenali seseorang yang mengalami gangguan psikologis? Apa saja ciri-cirinya? Pencegahan apa yang bisa dilakukan? Kenapa orang-orang dengan gangguang mental cenderung takut bercerita?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut mampir di benak kita saat mendengar berita orang-orang di sekitar yang mengalami depresihingga kemudian memutuskan mengakhiri hidupnya. Beberapa waktu lalu pemberitaan di media lokal Aceh dihebohkan dengan kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa, pegawai kantoran hingga ibu rumah tangga.
Saya kemudian berbincang dengan dua dosen psikologi di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Zahrani Amin dan Syarifah Faradina.
Zahrani menjelaskan bahwa gangguan mental atau gangguan psikologis merupakan suatu kondisi di mana diri sendiri mengalami permasalahan mental yang mengganggu fungsinya sehari-hari baik secara akademis, pekerjaan dan lain sebagainya. Pada remaja (usia 13-18) dan dewasa awal (18-30) gangguan psikologis yang umumnya terjadi yaitu depresi. Hal tersebut banyak terjadi di kalangan mahasiswa sebab seseorang baru memasuki jenjang baru. Pada tahap kehidupan sebelumnya seseorang tersebut masih dituntun oleh pihak lain- keluarga misalnya dalam memecahkan masalah. Perubahan besar terjadi saat ia mulai memecahan masalah sendiri tanpa dukungan sosial yang baik.
Faktor internal yang menyebabkan gangguan psikologis terjadi karena kemampuan mengatasi stress yang kurang baik (coping stress), kontrol emosi yang tidak adaptif, tingkat kecemasan yang terlalu berlebihan, pola pikir negatif atau sering berpikir berlebihan (over thinking). Dalam psikologi, aktivitas fisik dan rutinitas sehari-hari memiliki keterkaitan dengan kondisi mental. Kondisi tersebut akan berpengaruh saat intensitas dalam melakukan aktivitas fisik kurang atau memiliki rutinitas yang tidak sehat.
Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari hubungan seseorang dengan orang lain seperti konflik, tekanan pekerjaan, tekanan akademis, kejadian-kejadian traumatis dan kejadian-kejadian lainnya.
Hal apa yang perlu dihindari?
- Advertisement -
Biasanya, ketika seseorang melihat sosial media, cenderung bertemu dengan konten-konten psikologi yang membuat seseorang merasa mengalami gangguan tersebut. Cara yang salah dalam mencari validasi yaitu hanya dengan melihat konten-konten media sosial, karena hal itu hanya memuat potongan-potongan video yang ditampilkan. Self diagnose (mendiagnosa diri sendiri/diagnosa mandiri) harus sangat dihindari karena informasi yang didapat dari media sangat terbatas. Padahal, untuk menetukan diagnosa secara psikologi memerlukan tahapan-tahapan yang mendalam.
Orang yang mengalami gangguan psikologis memiliki kecenderungan untuk takut bercerita. Hal ini terjadi karena stigma masyarakat yang masih menganggap orang yang mengalami gangguan psikologi itu gila. Padahal, masalah gangguan mental memiliki tingkatan mulai dari ringan, sedang dan berat. Ketika seseorang tidak punya coping untuk menyelesaikan masalah yang efektif, hal tersebut lah yang dapat menyebabkannya melakukan self harm (tindakan menyakiti/melukai diri sendiri). Biasanya hal tersebut terjadi karena pikiran yang merasa dirinya memang pantas disakiti, atau ketika kepalanya terlalu penuh dengan masalah dan memiliki sakit batin yang tidak terlihat ia memilih melukai media lain yang lukanya terlihat. Sehingga menurutnya rasa sakitnya juga berpindah dan lebih mudah diobati. Jika terus diabaikan bisa menyebabkan kondisi fatal yaitu mengakhiri diri sendiri.
Syarifah Faradina menyebut pada banyak kasus bunuh diri disebabkan karena depresi. Selain itu pengaruh media yang menulis kasus bunuh diri secara bombastis menciptakan keinginan serupa pada penderita depresi lain. “Ketika diekspose dan viral, maka akan ada kecenderungan orang untuk meng-copy hal tersebut dan mereka akan berfikir menyelesaikan masalah dengan bunuh diri menjadi pelajaran bagi mereka. Tindakan seperti itu bukanlah suatu solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah,” ujar Syarifah.
Bagaimana cara mengetahui orang di sekitar mengalami gangguan mental/psikologis?
- Harus lebih peka terhadap perubahan perilaku orang-orang di sekitar. Jika biasanya dia adalah pribadi yang suka bercerita namun tiba-tiba menjadi seseorang menyendiri, maka itu bisa menjadi salah satu faktor yang menandakan seseorang mengalami gangguan psikologis. Eye contact lebih dibutuhkan daripada phone contact.
- Kalimat seperti ”capek ya hidup” dan sejenisnya memiliki makna terselip yang menunjukkan gejala gangguan psikologis yang dimiliki seseorang.
- Riwayat searching (pencarian) di handphone, ketika seseorang mulai mengalami gangguan mental, maka ia akan mencari hal-hal terkait.
- Orang yang memiliki gangguan memilih menjauh dari keramaian karena ada kekecewaan terhadap seseorang. Ia kemudian menggeneralisasi semua orang. Terkadang orang dengan gangguan mental menghindari komunikasi dengan orang lain sehinga ia berpikir sendiri.
Apa pencegahan awal yang harus dilakukan jika orang di sekitar mengalami gangguan psikologis?
- Katakan dan yakinkan orang tersebut bahwa kita ada untuknya dan mau mendengar keluh kesahnya.
- Jangan menghakimi, hindari kata-kata ”masalahmu cuman itu aja, masalahku lebih berat,” atau hindari mengatakan ”sabar ini cuman cobaan”.
- Dengarkan ceritanya, validasi perasaannya dan tunjukkan bahwa kita memahami dia. Sebab orang yang mengalami gangguan mental ingin didengar dan diberi dukungan.
- Memberikan solusi jika dibutuhkan
Jika permasalahan yang dihadapi sudah parah dan sulit ditangani, beri anjuran kepada orang terdekat untuk mengunjungi tenaga profesional dan layanan psikologi terdekat seperti Ritz Consultant Psikologi, Rumah Sakit Jiwa Aceh, RSUD Meuraksa, Klinik Cempaka 5, RSUD Dr. Zainoel dan Prodi Psikologi (UPKPT Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala).