Banda Aceh- Tim Malem Diwa Universitas Syiah Kuala (USK) menampilkan karyanya di acara Engineering Expo 2023 dan menjelaskan improvisasi mobil dari tahun 2015-2023, Minggu (24/09/2023).
Dimas Wardana, Divisi Elektrikal Tim Malam Diwa menjelaskan, awal sejarah pembentukan tim malem diwa adalah tim mobil hemat energi yang berasal dari Universita Syiah Kuala (USK). Tim tersebut berfokus pada riset dan pengembangan kreatifitas mahasiswa.
Awal berdirinya tim tersebut adalah untuk mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang ada di Malang tahun 2015. Pada tahun 2015 tersebut Tim Malem Diwa pertama kali meluncurkan mobil prototipe listrik.
”Kami bisa dapat teknologi komposit serat karbon, bisa rangkai kelistrikan kami sendiri, kami bisa kembangin sendiri, jadi semuanya murni dari tangan mahasiswa dan kami enggak pernah sewa teknisi dari luar,” ucapnya.
Kemudian, pada tahun 2018, mereka melakukan improvisasi kompetisi dari ajang nasional ke ajang internasional yaitu Shell Eco-Marathon Asia Pasific and Middle East yang diselenggrakan langsung oleh shell di Singapura dan 2019 di Malaysia. Namun, pada tahun 2020 dan 2021 kompetisi tersebut sempat terhenti terkendala karena covid-19.
“Jadi pada saat vakum kompetisi pun kami tetap improvisasi membuat 2 mobil yaitu glueh 1.0 dan phui 1.0. Kebetulan mobil glueh saat ini sedang proses maintenance di laboratorium. Kedua mobil ini identik dengan mobil city car yang mana kami dapat sponsor utama dalam pembuatan mobil listrik tersebut,” ungkapnya.
Pada tahun 2023 kembali berkompetisi di Mandalika. Dimas juga menjelaskan improvisasi mobil terbaru telah mengikuti dua kelas kategori yaitu urban concept battery electric dan prototipe internal combustion engine. Dari yang awalanya hanya memunculkan mobil bertenaga listrik saja hingga pada tahun ini menggunakan mesin berbahan bakar bensin. Mobil yang diluncurkan yaitu Urban R5.1 dan Proto X2.3.
- Advertisement -
Ia mengku mendapat respon yang baik dari masyarakat sebab Malem Diwa merupakan perwakilan dari Provinsi Aceh yang mengikuti kompetisi tersebut.
”Kami berfokus pada riset dan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk kendalanya sendiri dari bahan baku susah kami dapetin beda dengan tim-tim Jawa yang punya industry lebih maju di sana,” ungakapnya.
Dimas juga menyebutkan total mobil yang sudah terealisasikan ada 9 mobil dari tahun 2015-2023. Pembuatan mobil berkisar 3-6 bulan, sedangkan bagian yang paling lama adalah riset.
Dia berharap kedepannya Malem Diwa akan terus melakukan improvisasi melalui software yang disebut Computational Fluid Dynamics (CFD) yang menginginkan pergantian bentuk mobil. (DILA)