Presiden Joko Widodo bersama Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan di Kikwete Hall, Dar Es Salaam State House, Dar Es Salaam, Republik Persatuan Tanzania, pada Selasa, (22/8/2023).
JAKARTA — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengeklaimm Tanzania tertarik untuk belajar soal hilirisasi industri dan pembangunan infrastruktur dari Indonesia. Hal itu disampaikan Presiden Republik Persatuan Tanzania, Samia Suluhu Hassan saat melakukan pertemuan terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Tanzania, Selasa (22/8/2023).
“Juga ingin belajar dari Indonesia untuk pengembangan industri minyak kelapa sawit, serta belajar mengenai manajemen BUMN,” kata Menlu Retno, dikutip dari siaran pers Istana di Jakarta, Selasa
Retno juga menyebut, kedua presiden juga sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam bidang pelatihan dipomatik. “Presiden Jokowi mengundang tim dari Tanzania untuk berkunjung ke Jakarta untuk bertukar pikiran mengenai pengembangan kurikulum sekolah diplomatik,” ucapnya.
Di samping itu, Retno juga menyampaikan, dalam pertemuan, kedua pemimpin negara sepakat untuk segera memulai negosiasi dalam pembentukan preferential trade agreement (PTA) dan bilateral investment treaty (BIT). “Untuk PTA dan BIT, kedua presiden sepakat untuk segera memulai negosiasi,” ujarnya.
Sementara itu, dalam keterangan pers bersama, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia mendorong pembentukan PTA. Adapun PTA yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara yang semakin mengalami peningkatan. Pada 2022, peningkatan perdagangan bahkan mencapai 20,7 persen.
- Advertisement -
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk meningkatkan investasi di Tanzania, termasuk dalam pengelolaan blok gas Mnazi Bay oleh BUMN Indonesia, serta pengelolaan gas alam menjadi bahan kimia dan pupuk.
Jokowi menyebut, kerja sama tersebut sangat strategis dan akan memperkokoh kerja sama antar negara berkembang. “Selain itu saya mengusulkan dibentuknya bilateral investment treaty untuk menjamin perlindungan dan kelangsungan investasi kedua negara,” ujar Retno.
Sumber: Republika