BENER MERIAH- Ribuan petani kopi di Bener Meriah mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Panen raya yang biasanya dilakukan pada bulan Maret-April urung dilakukan karena perubahan cuaca yang tidak menentu.
Salah seorang petani kopi mengatakan, tingginya curah hujan di Kabupaten Bener Meriah dalam beberapa waktu terakhir merupakan faktor gagalnya panen raya di Bener Meriah.
“Biasanya kami petani kopi setiap bulan Maret-April melakukan panen raya. Tapi tahun ini tidak, mungkin ini karena perubahan cuaca yang tidak menentu,” ungkap Mahyar, Rabu (20/4/2022).
Mahyar mengatakan hujan yang berkepanjangan menyebabkan proses bunga kopi menjadi buah terganggu.
“Kalau hujan terlalu sering, tangkai bunga kopi akan busuk dan gagal jadi buah” ujarnya.
Isu perubahan iklim akhir-akhir ini menjadi momok yang menakutkan terutama bagi petani kopi. Meski demikian, harga kopi tahun ini terbilang stabil dibanding tahun sebelumnya.
“Harga kopi tahun ini lumayan mahal dari pada tahun kemarin, tapi tahun ini tidak ada panen raya sehingga kenaikan harga kopi tahun ini tidak menguntungkan bagi kami petani kopi,” ujar Atun, petani kopi di Bener Meriah.
- Advertisement -
Rasmat, Reje (Kepala desa) Pondok Gajah, Bener Meriah juga membenarkan bahwa tahun ini tidak ada panen raya dikarenakan faktor cuaca. Ia berharap pemerintah memiliki solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh petani kopi terutama di Bener Meriah.
“Ya, pada tahun ini tidak ada panen raya, karena cuaca yang ekstrem. Tetapi buah kopi tidak putus berbuah walaupun dengan hasil yang kurang memuaskan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kita berharap cuaca dapat normal kembali agar para petani mendapatkan hasil yang maksimal,” ujar Rasmat. (Mdl)