Tiga Bakal Calon Presiden Republik Indonesia sudah mulai terlihat jelas ke publik setelah sejumlah partai pengusung menunjukkan sikap politiknya, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Namun, tentunya bukanlah politik jika terlihat terang berderang sebelum tibanya waktu pendaftaran, lebih-lebih perpolitikan Indonesia yang bergerak begitu dinamis dan seringkali penentuannya di injury time.
Meskipun demikian, hingga saat ini dengan melihat pergerakan dan konsolidasi partai-partai pengusung bisa diperkirakan Pilpres 2024 bakal diikuti oleh 3 pasangan calon.
Sebut saja jika tiga bakal calon ini benar-benar maju di Pilpres 2024, bagaimana kondisi atau situasi politik Indonesia? Tentunya tiga poros ini akan bersaing begitu ketat, apalagi ketiganya memiliki kekuatan politik yang hampir merata.
Berdasarkan berbagai riset dan analisa jika Pilpres dengan tiga pasangan calon kemungkinan besar akan berlangsung dalam dua putaran. Karena tentu sangat sulit bagi salah satu calon untuk bisa mendapatkan suara 50 persen lebih.
Hal ini juga dapat dilihat dari beberapa hasil survei yang menunjukkan jika Pilpres 2024 diikuti oleh 3 pasangan, maka tidak ada salah satu calon pun bisa mendapatkan suara 50 persen plus.
Dengan lahirnya tiga pasangan calon, secara perkembangan demokrasi di Indonesia hal ini tentu menunjukan kualitas demokrasi yang semakin baik, dan masyarakat pun memiliki banyak alternatif untuk menentukan pilihannya.
- Advertisement -
Namun yang menjadi catatannya adalah harga pesta demokrasi yang tentunya akan semakin mahal dibandingkan dengan hanya satu putaran, tapi itulah biaya untuk berdemokrasi.
Sisi positifnya jika Pilpres 2024 diikuti oleh 3 pasangan, maka para pendukung pasangan tidak akan saling berhadap-hadapan sehingga mencegah atau mengurangi potensi terjadinya polarisasi seperti pada 2019 lalu.
Nah, sekarang mari kita berimajinasi seandai Pilpres 2024 diikuti hanya oleh dua pasangan calon. Katakan saja 3 poros saat ini melebur dalam 2 poros. Seperti dijelaskan diawal, bahwa tidak ada yang pasti dalam dunia politik, moment injury time adalah momentum yang sangat menentukan, sejarah politik Indonesia telah mencatat banyak hal tentang itu.
Yang pastinya jika Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon maka masyarakat akan kehilangan satu alternatif pilihan dan kemungkinan ketegangan di tengah masyarakat juga akan semakin besar seperti pada Pilpres sebelumnya.
Namun hal itu bisa saja diantisipasi, apalagi masyarakat Indonesia sudah semakin cerdas dalam politik, dan dua pemilu sebelumnya telah menjadi pelajaran berharga bagi rakyat Indonesia, bahwa pesta demokrasi bukanlah ajang permusuhan melainkan ajang adu gagasan para kandidat dan masyarakat hanya perlu memilih calon sesuai dengan hatinya.
Sisi positifnya dengan pemilu yang diikuti oleh dua pasangan maka anggaran untuk pesta demokrasi ini bisa lebih ditekan, sehingga bisa digunakan untuk yang lainnya dan juga waktu yang lebih efektif karena hanya dilakukan satu putaran saja, akan tetapi masyarakat tidak memiliki banyak alternatif calon pemimpin yang akan dipilih.
Terlepas mau dua atau tiga pasangan calon nantinya, mari pesta demokrasi 2024 ini kita rayakan dengan bergembira seperti selayaknya sebuah pesta, bukan dengan menanam permusuhan melainkan mengadu ide dan gagasan untuk Indonesia maju, karena kita semua sama-sama anak bangsa bersatu dalam merah putih.
Oleh: Amir Faisal Nek Muhammad
(Founder Perfekto untuk Indonesia)