Banda Aceh- Simpul Pantau Gambut Aceh berkolaborasi dengan Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Ar-Raniry menggelar noton dan bedah film dokumenter “Demi Sawit” karya Forum Jurnalistik Lingkungan (FJL) Aceh di ruangan teater Abu Bakar Azwar Fisip Uin Ar-Raniry. Rabu (20/09/2023).
Film ini bercerita tentang perambahan di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil yang kini telah digantikan dengan tanaman sawit, kerusakan rumah bagi ragam flora dan fauna serta satwa lindung tersebut kian meningkat tiap tahunnya.
Afifuddin Acal, Kepala Divisi Advokasi Walhi mengungkapkan masyarakat kerap dituduh dalam kasus ini. Ia juga menambahkan adanya dugaan keterlibatan kombatan GAM dan Bupati Aceh Selatan pada tahun tersebut dalam kasus ini.
“Selama ini masyarakat dituduh menggarap SM Rawa Singkil. Tapi boleh kalian check datanya, apakah ada tanah milik bupati tersebut (dalam film)? Tidak mungkin masyarakat biasa bisa menggarap 4.000 hektar tanpa bantuan alat berat,” ungkapnya.
Lukmanul Hakim, Manager Geographic Information System (GIS) Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) menambahkan “kita bisa memantau SM Rawa singkil menggunakan citra satelit setiap harinya, dengan itu kita tau aktifitas yang dilakukan. Mulai dari membuat kanal, penggundulan hutan dan sebagainya. Mungkin kita lagi duduk diskusi di sini banyak beko (eskavator) yang beraktifitas dengan leluasa di sana,” ungkapnya.
Di samping itu, Monalisa, Koordinator Simpul Pantau Gambut Aceh mengajak mahasiswa untuk membentuk pergerakan strategis.
“Bagaimana dengan peran pemerintah. Jika pemerintah kurang dalam peranan kasus ini, maka kita lah sebagai akademisi yang harus mengisi kekosongan itu,” ungkapnya.