- Pembangkit panas bumi Rantau Dedap sudah beroperasi dalam beberapa tahun ini. Masyarakat sekitar merasakan penurunan debit air dari aliran sungai yang mereka manfaatkan untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk pengairan lahan pertanian.
- Total lahan untuk lokasi pembangkit Rantau Dedap, sumur (well pad), jalur pipa dan jalan mencapai 124,5 hektar. Dari luas itu, 115 hektar merupakan kawasan hutan lindung.
- Riset Walhi Jawa Tengah bersama Center of Economic and Law Studies (CELIOS) pada 2024 menunjukkan, pembangkit listrik geothermal menyebabkan dampak buruk terhadap lingkungan, seperti gempa bumi, longsor, kekeringan, pencemaran tanah, gas beracun, hilangnya ragam hayati, bahkan korban jiwa.
- Boni Bangun, Koordinator Perubahan Iklim dan Transisi Energi Hutan Kita Institut (HaKI) mengatakan, pembukaan hutan oleh SERD bisa mengganggu sumber air sungai, karena wilayah resapan berkurang. Ada tiga sungai besar yang berada di wilayah operasional pembangkit panas bumi SERD, yaitu Sungai Cawang, Sungai Asahan dan Sungai Endikat. Ketiga sungai ini bermuara ke Sungai Lematang.
- Advertisement -
Sungai Endikat mengalir deras di antara tebing dan bukit yang berselimut hutan lebat di Desa Singapura, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Air bergerak liar mengantam bebatuan, menciptakan gelombang dan suara gemuruh.
Biasa, Desember musim air besar. Beberapa tahun terakhir, Antoni, warga Singapura melihat Sungai Endikat berubah. Tinggi air sedikit turun. Bisa mendadak naik saat hulu terguyur hujan lebat. Air kecoklatan datang bergulung-gulung bercampur lumpur membawa banyak potongan batang kayu.
“Kalau musim penghujan kayak ini harusnya air tinggi. Biasanya setinggi batu itu,” katanya, menunjuk ke batu besar dengan lumut menggaris, tanda bekas aliran air.
Archito, Kepala Desa Singapura, khawatir saat debit sungai terus menurun. Selama puluhan tahun, Sungai Endikat menyangga kebutuhan air bagi ribuan warga Kabupaten Lahat, terutama di wilayah hilir. Ratusan hektar sawah di Kecamatan Kota Agung, Lahat Selatan hingga Pulau Pinang juga perlu air dari sungai.
“Kalau sungai nanti kering, banyak yang gagal panen.”
Wilayah Kota Agung, merupakan lumbung pangan di Kabupaten Lahat. Data BPS Sumatera Selatan pada 2023 mencatat, produksi padi di Lahat mencapai 74,549,71 ton. Lahat jadi penghasil padi terbesar ketujuh dari 16 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan.
Archito menduga, penurunan debit air Sungai Endikat ada kaitan dengan pembabatan hutan lindung Bukit Jambul Gunung Patah untuk proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP) dengan pelaksana PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) sejak 2013.
Hulu Sungai Endikat berasal dari Gunung Patah, mengalir sejauh puluhan kilometer melewati Muara Enim, Lahat dan Kota Pagar Alam, sebelum bermuara ke Sungai Lematang.
“Kalau hutan di hulu rusak, wilayah hilir juga ikut kena dampak. Debit air sungai menurun drastis,” katanya.
Bentang Bukit Barisan di Sumsel termasuk hutan lindung Bukit Jambul Gunung Patah, menyimpan 918 Megawatt (MW) potensi panas bumi, sekitar 3,8% dari cadangan panas bumi di Tanah Air. Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi 23,7 GigaWatt (GW) tersebar di 330 titik, dan pemanfaatan baru 11%.
SERD mengoperasikan pembangkit geothermal berkapasitas 91,2 MW dan berpotensi naik jadi 220 MW. SERD mengantongi izin pembangkit 2 x 110 MW di Rantau Dedap.
SERD merupakan perusahaan hasil patungan PT Supreme Energy, ENGIE dari Prancis, Marubeni Corporation dan Tohoku Electric Power Co, Inc dari Jepang. Total investasi pembangkit geothermal SERD mencapai US$700 juta.
Pembangkit ini juga mendapat sokongan pendanaan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dan Asian Development Bank (ADB). Juga kelompok bank komersial internasional terdiri dari Mizuho Bank Ltd, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dengan perusahaan Nippon Export and Investment Insurance sebagai penjamin.
Berdasarkan dokumen resmi Ditjen AHU yang Mongabay akses 18 Desember 2024, saham SERD milik empat perusahaan besar yang memegang saham seri A dan B. Impex Geothermal Ltd memegang 36,6% saham klasifikasi B dengan nilai Rp289,45 miliar dan Merit Power Holdings B.V mengepit 63,4% saham senilai Rp500,76 miliar.
Selanjutnya, 44,5% saham klasifikasi A dipegang PT Energia Prima Nusantara senilai Rp292,35 miliar, dan PT Supreme Energy Sriwijaya menguasai 55,5% saham Rp364,71 miliar.
Energia Prima Nusantara (EPN) merupakan anak perusahaan PT United Tractors Tbk, bagian dari Astra Internasional.
Pada 15 Maret 2024, EPN mengakusisi SERD, dengan total transaksi Rp1,25 triliun. Dilansir dari CNBC Indonesia, EPN membeli saham SERD seri B milik Merit sebanyak 163.136 lembar dan 94.313 saham milik INPEX. Dalam dokumen Ditjen AHU, EPN juga memegang 49,6% saham Supreme Energy Sriwijaya.
Pembangkit listrik panas bumi Rantau Dedap merupakan proyek nasional masuk dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap II, program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010.
Pada 12 November 2012, SERD menandatangani perjanjian pembelian listrik (PPA) selama 30 tahun dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), senilai US$8,86 sen per kWh, setara Rp850 (nilai tukar Rp9.600).
Pembangkit ini resmi beroperasi pada 26 Desember 2021 dan menyuplai kebutuhan listrik bersih untuk 490.000 rumah tangga serta diklaim mengurangi emisi karbon 1,1 juta ton per tahun.
PLTP Rantau Dadap. Foto: Teguh Suprayitno/Mongabay Indonesia
Gempa bumi dan perlu air banyak
Riset Walhi Jawa Tengah bersama Center of Economic and Law Studies (CELIOS) pada 2024 menunjukkan, pembangkit listrik geothermal menyebabkan dampak buruk terhadap lingkungan, seperti gempa bumi, longsor, kekeringan, pencemaran tanah, gas beracun, hilangnya ragam hayati, bahkan korban jiwa.
Semua dampak itu muncul karena pengeboran di kedalaman 2.000-3.000 meter untuk mendapatkan sumber panas dalam perut bumi.
Sumber panas akan terekstraksi di sumur produksi, lalu mengalir menuju pipa-pipa untuk menggerakkan turbin dan memutar generator listrik.
Untuk mengakali sumber panas bumi yang terbatas, dibuat sumur injeksi untuk mengalirkan fluida kembali ke perut bumi. Proses inilah yang sering jadi klaim bahwa geothermal energi terbarukan.
Kendati demikian, ambisi untuk meningkatkan produksi panas bumi mendorong penggunaan hydraulic fracturing atau fracking, dengan membuat rekahan pada reservoir untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam meloloskan air melalui ruang pori.
Teknik ini sangat berisiko karena dapat memicu terjadinya gempa bumi karena penurunan daya ikat bebatuan.
Beberapa penelitian menunjukkan, kaitan antara gempa bumi dengan aktivitas ekplorasi panas bumi. Pada 2014, Bosman Batubara, peneliti geologi Universitas Utrecht, menulis tentang, “Dampak Negatif Energi Geothermal terhadap Lingkungan” sebagai respons terhadap gerakan warga yang menolak geothermal di Indonesia.
“Injeksi fluida ke dalam batuan sarang akan menekan reservoir hingga terjadi pergerakan (slip), yang menjadi salah satu kunci terjadi gempa bumi,” tulis Bosman.
Gempa bumi yang terpicu fracking umumnya berada di bawah magnitude 5 Skala Richter. Kejadian ini pernah terjadi di Basel, Swiss pada 2006.
Hasil kajian BNPB pada 2021 menunjukkan risiko bahaya gempa bumi di Kabupaten Muara Enim, Lahat dan Kota Pagar Alam, tinggi. Luas wilayah bahaya ketiga daerah ini mencapai 1,33 juta hektar.
Ancaman lain tak kalah buruk adalah risiko pencemaran air, karena larutan hidrothermal mengandung kontaminan seperti arsenik, antimon, dan boron. Arsenik (As) adalah pemicu penyakit kanker pada manusia.
Bosman juga menyoroti dampak buruk ekstraksi panas dalam bentuk gas dari sumur ekstraksi geothermal, yang dapat memicu terjadinya amblesan seperti di Selandia Baru pada 1997. Di beberapa tempat, kondisi ini dapat menyebabkan longsor saat musim hujan.
Pembangkit listrik panas bumi sangat rakus air. Dalam laporan berjudul “Geothermal di Indonesia, Dilema Potensi dan Eksploitasi atas Nama Transisi Energi” yang rilis 2024, Walhi menghitung, penambangan panas bumi setidaknya perlu 40 liter air perdetik, atau 6.500 liter-15.000 liter air untuk menghasilkan 1 megawatt listrik (MWe).
Jurnal “Analisis Dampak Lingkungan dan Life Cycle Cost Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi” (2023) juga menunjukkan, kebutuhan air sangat besar. Bahkan, kebutuhan air untuk operasional geothermal lebih tinggi dibanding pembangkit uap dari bahan bakar fosil.
Untuk pengeboran sumur sedalam 2.000 meter, perlu 8.000-55.000 meter kubik air atau 55 juta liter. Jumlah sama untuk kebutuhan air 1.000 orang.
Sejak Februari 2014, SERD mulai melakukan pengeboran perdana. Setidaknya, pada 2015, ada enam sumur selesai dengan kedalaman 1.500-3.000 meter. Dalam perkiraan, sekarang ada 12-16 sumur, berpeluang jadi 48 sumur sesuai izin perusahaan.
Sejak itu, warga Talang Kubangan di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, mengeluh kerap diguncang getaran mirip gempa bumi. Beberapa sumur warga bahkan mengering.
“Kalau keluhan warga Talang Kubangan itu, banyak sumur kering, terus getaran-getaran,” kata Pendi. Namun, tak ada warga berani protes.
Aliran Sungai Endikat di Desa Singpure, Lahat menurun meski musim hujan. Foto: Teguh Suprayitno/Mongabay Indonesia
Sungai terdampak?
Dengan dalih proyek energi bersih, pemerintah mengizinkan SERD gunakan ratusan hektar termasuk hutan lindung Bukit Jambul Gunung Patah.
SERD beroperasi di ketinggian 1.000-2.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berdasarkan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) perusahaan, areal pengusahaan panas bumi SERD mencapai 35.307 hektar mencakup Kota Pagar Alam, Lahat dan Muara Enim.
Total lahan untuk lokasi pembangkit, sumur (well pad), jalur pipa dan jalan mencapai 124,5 hektar. Dari luas itu, 115 hektar merupakan kawasan hutan lindung.
“Kami mati-matian jaga hutan, jaga sumber air, tapi perusahaan (SERD) malah diberi izin membabat hutan. Coba kita masyarakat buka hutan untuk hidup, pasti langsung ditangkap,” ujar Archito.
Kerusakan hutan di wilayah hulu khawatir mengganggu produksi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) Endikat dan PLTMH Green Lahat yang mengandalkan debit Sungai Endikat. Kapasitas gabungan dua pembangkit ini hampir 18 MW. Green Lahat sudah 9 tahun menyuplai setrum untuk wilayah Lahat dan Kota Pagar Alam.
Victor, humas PLTMH Endikat mengakui ada penurunan debit air sungai dibanding awal operasi pada 2022. Tetapi, dia menolak memberikan data debit air Sungai Endikat.
“Perusahaan belum berani kasih data, kecuali yang minta atas permintaan Dinas Lingkungan Hidup,” jawabnya via pesan WhatsApp.
Boni Bangun, Koordinator Perubahan Iklim dan Transisi Energi Hutan Kita Institut (HaKI) mengatakan, pembukaan hutan oleh SERD bisa mengganggu sumber air sungai, karena wilayah resapan berkurang.
Ada tiga sungai besar yang berada di wilayah operasional pembangkit panas bumi SERD, yaitu Sungai Cawang, Sungai Asahan dan Sungai Endikat. Ketiga sungai ini bermuara ke Sungai Lematang.
Ada juga beberapa warga membuka hutan di sekitar pembangkit SERD, untuk perkebunan kopi. Mereka memanfaatkan jalan menuju pembangkit dan lokasi pengeboran sumur.
“Kalau hutan digunduli, berisiko banjir dan longsor. Pemerintah harus memikirkan dampak ini.”
Banjir bandang Sumsel awal 2024, katanya, mengindikasikan kerusakan hutan di hulu.
“Sungai Endikat dan Lematang mengalami pendangkalan akibat sedimentasi. Sekarang, sungai-sungai ini gampang meluap.”
Darul, pegiat alam asal Desa Bintuhan, Kota Agung mengatakan, beberapa tahun terkahir, Kecamatan Kota Agung, Mulak, Mulak Ulu, Pagar Gunung serta Lahat kerap banjir.
Pintu masuk ke PLTB Rantau Dedap. Foto: Teguh Suprayitno/Mongabay Indonesia
Bambang Irawan, peniliti sekaligus pengajar ilmu kehutanan Universitas Jambi jelaskan kaitan pembabatan hutan terhadap debit air sungai.
Tajuk pohon, katanya, penting untuk mengurangi kecepatan air hujan agar tak merusak partikel tanah. Sebab, partikel tanah yang terfragmentasi menjadi lebih kecil dapat menutup pori-pori tanah. Kalau itu terjadi, daya serap tanah terhadap air akan menurun.
“Akibatnya dua, pertama, erosi tanah dan banjir ketika musim penghujan. Kedua, jumlah air yang terserap ke dalam tanah berkurang hingga terjadi kekeringan musim kemarau.”
Sementara akar pohon berperan besar meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air. Perakaran pohon akan meningkatkan jumlah pori mikro yang berfungsi sebagai penyimpan air di dalam tanah.
Ekosistem hutan yang kaya serasah dan bahan organik, menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme pengurai pada tanah. Mikroorganisme dapat memperbaikai struktur tanah, menjadi lebih gembur dan mampu menyimpan air dalam jumlah besar.
“Hasil penelitian mengkonfirmasi, bahwa, bahan organik mampu menyimpan air hingga empat kali dari jumlah biomassanya,” kata Bambang.
Lulusan George August Universitaet zu Goettingen, Jerman itu menyatakan, ekosistem hutan di bagian hulu sangat penting untuk menyimpan air ketika musim penghujan
“Ia akan melepaskan secara perlahan pada musim yang lebih kering melalui aliran sungai dan anak sungai.”
Pada 8 Desember 2024, Mongabay menghubungi Jhanson Parliatan, external relations PLTP Supreme Energi Rantau Dedap, tetapi tak menangapi telepon dan pesan permohonan wawancara. Sampai tulisan ini terbit pun belum ada tanggapan.
Mongabay juga menemui Ardiansyah, Kepala Bidang Energi, Dinas ESDM Sumatera Selatan, 10 Desember lalu, untuk konfirmasi aktivitas pembangkit listrik geothermal SERD yang dituding ikut jadi penyebab penurunan debit air Sungai Endikat.
Menurut dia, tudingan itu keliru. Ardiansyah bilang, debit air Sungai Endikat tidak ada kaitan dengan pembangkit listrik panas bumi SERD.
“Geothermal itu jangan dibayangkan beroperasinya seperti batubara yang membuka hutan, bukan. Supreme itu mengebor tanah untuk mendapatkan magma, jadi bukan buka lahan seperti pertambangan batubara.”
Ardiansyah menyebut, penurunan debit air Endikat di Lahat karena dibendung untuk menggerakkan pembangkit PLTMH Green Lahat dan PLTMH Endikat.
Eniya Listiani Dewi , Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi KESDM yang Mongabay hubungi, memastikan aktivitas pembangkit geothermal SERD tidak mengganggu sumber air dan menyebabkan dampak lingkungan lainnya.
Dengan sistem closed-loop, dimana air panas bumi dari kedalaman 2.000-2.500 meter yang digunakan untuk pembangkit listrik, diinjeksikan kembali ke dalam reservoir bumi. Hingga tidak akan berdampak pada sumber air tanah permukaan.
“Air tanah hanya untuk kegiatan domestik operasinal karyawan SERD dengan kebutuhan cukup kecil, antara 558 sampai 1.842 meter kubik per hari,” kata Eniya, lewat pesan WhatsApp, 25 Desember 2024.
Dia bilang, SERD sudah membuka hutan 174,37 hektar. Tetapi katanya, sudah ada pemulihaN areal terbuka di sekitar proyek yang tidak digunakan, termasuk merehabilitasi daerah aliran sungai.
Menurut dia, dampak lingkungan dari pembangkit geothermal SERD termitigasi melalui pemantauan lingkungan dan inspeksi berkala Inspektur Panas Bumi.
”Monitoring kualitas air sungai setiap enam bulan. KESDM juga meminta industri selalu memperhatikan ketentuan dan local wisdom,” katanya.
Hingga kini, belum ada penelitian khusus soal kaitan pembukaan hutan lindung untuk proyek pembangkit listrik panas bumi SERD dengan debit air Sungai Endikat. (Bersambung)
kawasan Hutan Lindung Bukit Jambul Gunung Patah, daerah sekitar PLTB Rantau Dedap, juga merupakan ruang hidup masyarakat sekitar. Warga ada yang buka kebun kopi. Foto: Teguh Suprayitno/Mongabay Indonesia
*******
*Liputan ini merupakan fellowship Transisi Energi Berkeadilan yang didukung Remotivi dan WRI Indonesia.
Jatuh Korban Berulang, Mengapa Panas Bumi Sorik Marapi Terus Jalan?
Sumber: Mongabay.co.id