- Jenis-jenis hiu berjalan merupakan spesies endemik yang hanya ditemukan di perairan Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Nugini, dan Australia. Dikenal ada 9 jenis hiu berjalan (genus Hemiscyllidae) dimana 6 ditemukan di perairan Indonesia.
- Salah satu hiu berjalan itu adalah hiu berjalan halmahera (Hemiscyllium halmahera) yang ditemukan pada tahun 2013 di perairan dangkal Ternate dan Bacan.
- Para peneliti dari Universitas Pasifik Morotai dalam risetnya menyebutkan potensi spesies baru hiu berjalan halmahera di perairan Morotai dari ciri morfologisnya. Namun, penelitian genetikanya belum dilakukan.
- Jenis-jenis hiu berjalan umumnya hidup tidak terlalu jauh dari pantai dan hidup di perairan dangkal, dan bukan perenang yang kuat. Isolasi geografis ini memungkinkan adanya cabang-cabang spesies baru.
Hiu dikenal sebagai spesies satwa perenang di laut, namun sebagai bagian dari proses adaptasi evolusinya, ada jenis-jenis hiu (Hemiscyllium sp) yang mengembangkan kemampuan untuk berjalan di dasar laut dangkal dengan menggunakan sirip dada dan panggulnya.
Di Indonesia, jenis-jenis hiu berjalan dapat dijumpai di Indonesia timur, di mana pada tahun 2013 Dr Gerald Allen dan timnya mengindentifikasikan spesies endemik hiu berjalan halmahera atau Halmahera epaulette shark (Hemiscyllium halmahera) yang berada di perairan dangkal Ternate dan Bacan.
Setelah temuan itu dipublikasikan, riset lanjutan terus berlanjut oleh para peneliti Indonesia.
Paa 2018 para dosen dan peneliti FPIK Universitas Khairun Ternate yang melakukan riset di perairan Loleo, Tidore, Maitara, Mare dan Lelei di Maluku Utara menemukan adanya morfologi hiu berjalan yang berbeda.
Hiu ini memiliki lebih banyak bintik warna coklat tua dengan pola ukuran dan bentuk yang berbeda dari jenis hiu berjalan sebelumnya.
“Untuk genus Hemiscyllidae memiliki bentuk tubuh yang kecil dengan panjang total tubuh biasanya kurang dari 85 cm dengan rata–rata 70 cm, dan memiliki corak berbeda di bagian tubuhnya,” ungkap Nebuchadnezzar Akbar dan kawan-kawan dalam penjelasan riset tersebut.
- Advertisement -
Spesimen hiu berjalan halmahera yang diidentifikasi sebagai jenis yang baru. Foto: Iswandi Wahab
baca: Ilmuwan Temukan Hiu Unik yang Berjalan di Pantai
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh para peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pasifik Morotai pada Juli 2021. Tujuannya untuk mendapatkan informasi ukuran morfometrik dan nisbah kelamin hiu berjalan halmahera, di perairan Pulau Morotai.
“Titik sebarnya di laut Morotai Utara, Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat,” jelas Iswandi Wahab, peneliti utama riset pada akhir Desember 2024 lalu kepada Mongabay Indonesia.
Dalam bahasa lokal hiu ini dikenal sebagai gurango tokek, gurango bodo, gurango buta, gurango lpreng, gurango nyare dan gurango haga.
“Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang ukuran morfometrik dan nisbah kelamin hiu berjalan Halmahera di Perairan Pulau Morotai,” jelas Iswandi menjelaskan tujuan riset yang didukung oleh pendanaan Kemenristek Dikti tersebut.
Total banyaknya sampel yang ditemukan di perairan tersebut 5 inividu dengan ukuran panjang dan lingkar tubuh berbeda-beda. Juga memiliki ciri berbeda setiap individu pada ukuran dan bentuk bintik. Secara umum sampel memiliki corak warna kulit dan warna totol yang mirip.
Kaki yang berbeda pada temuan Hemiscyllium halmahera, sebelumnya (kiri) dan yang baru (kanan). Dok: Iswandi Wahab
Harus Dipastikan, Tapi Ada Peluang Temuan Jenis Hiu Berjalan Baru
Dalam riset tersebut, para peneliti meyakini adanya peluang identifikasi temuan jenis baru hiu berjalan baru yang belum pernah ditemukan.
Meski begitu, tim belum mengumumkan temuan itu secara resmi karena masih membutuhkan uji laboratorim guna memastikan secara genetika spesies ini berbeda dengan Hemiscyllium halmahera.
“Kami masih terkendala pembiayaan untuk uji genetiknya. Kalau sudah ada pembiayaan, kami akan pastikan apakah itu jenis baru dari hiu berjalan halmahera,” ujar Iswandi.
Dijelaskan, dari sisi karakter morfologi Hemiscyllium halmahera yang diberi kode Hemiscyllum sp itu, berbeda dari yang ditemukan peneliti sebelumnya.
Untuk Hemiscyllum halmahera yang telah dikenal memiliki corak garis lingkar badan 10 ruas garis, dua sirip depan, dua sirip dada, dua sirip punggung satu sirip belakang/ekor dan empat rongga pernapasan.
Hidung di bawah mata, punggung memiliki dua ruas lekukan, mempunyai bintik (totol) berwarna hitam, putih coklat tua seperti bambu dengan ukuran dan bentuk berbeda beda.
Adapun bintik di seluruh bagian tubuh samping perut dan bagian atas badan, menyebar hingga ekor ditemukan bintik yang besar.
Bentolan titik hitam di ruas perut bawah bagian samping, mulut bagian depan terletak dekat ujung hidung dan terdapat pada bagian bawah kepala. Sirip dan ekor ditemukan corak bintik berukuran kecil.
Hanya ada 4 rongga pernapasan yang dimiliki hiu berjalan dalam penemuan sebelumnya (kiri), sedangkan ada 5 rongga pernapasan pada temuan baru (kanan). Dok: Iswandi Wahab
Sementara jenis yang baru ditemukan memiliki ciri morfologi seperti banyak bintik (totol) berwarna coklat cedar, campuran bintik hitam, di bagian bawah perut putih dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Memilki pungung datar dan kepala lebar dengan 3 garis di bagian belakang.
Dua sirip depan (cukup lebar), dua sirip belakang, dua sirip punggung, satu sirip ekor beruas, memiliki 2 hidung letaknya di atas mulut, bentuk mulut lebar dan bentuk gigi bergerigi (seperti sisir), memiliki dua ruas garis di punggung.
Bintik di seluruh bagian tubuh, samping perut dan bagian atas badan menyebar hingga ekor, bintik yang besar. Sirip dan ekor ada corak bintik berukuran kecil.
Hiu ini juga memiliki 5 rongga pernapasan sekitar labirin, serta kepala berbentuk datar dan lebar. Mulut hiu berjalan ini memiliki tipe mulut terletak dekat dengan ujung hidung dan terdapat di bagian bawah kepala.
Mulut hiu berjalan Hemiscyllium sp ini memiliki tipe mulut terletak dekat dengan ujung hidung dan terdapat di bagian bawah kepala.
Ciri mulut seperti ini menggambarkan bahwa cara makan ikan hiu ini mengambil sumber makanan pada bagian substrat. Selain itu, morfologi mulut yang kecil dengan gigi yang runcing menjelaskan hiu berjalan Halmahera merupakan hewan omnivora.
Sebelumnya, riset Akbar dan Aris pada 2018, mengungkap perbedaan morfologis dalam kelompok-kelompok hiu berjalan halmahera dimungkinkan karena ada perbedaan proses isolasi wilayah, pengaruh tipologi lingkungan pantai, ekologi regional setiap wilayah, rintangan (barrier), dan faktor genetik.
Untuk diketahui, jenis-jenis hiu berjalan umumnya hidup tidak terlalu jauh dari pulau utama di perairan dangkal yang tidak lebih dari 50-100 meter. Umumnya mereka tidak bisa berenang melewati perairan yang dalam, walaupun jaraknya hanya beberapa kilometer.
“Kemampuan renangnya yang terbatas menjadi penjelasan distribusinya terbatas,” tulis Allen dalam risetnya.
Jenis hiu berjalan di Halmahera, Hemiscyllium halmahera. Foto: Gerry Allen
Jenis-Jenis Hiu Berjalan di Dunia
Dikutip dari KKP.go.id, hiu berjalan merupakan spesies endemik yang ditemukan di perairan Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Nugini, hingga Australia.
Terhitung ada sembilan spesies hiu berjalan di dunia, enam diantaranya ditemukan di perairan Indonesia. Bahkan dua spesies masuk kategori hampir terancam (near threatened), tiga spesies dikategorikan rentan (vulnerable), dan satu spesies kategori sedikit perhatian (least concern).
Berdasarkan penilaian pada 2020, seluruh spesies hiu berjalan masuk daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN). Ini berhubungan dengan kerentanan dan kelangkaannya.
Keberadaanya yang sangat rentan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Kepmen KP Nomor 30 Tahun 2023 kemudian melindunginya dengan status perlindungan penuh.
Penetapan ini bertujuan menjaga dan menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan spesies yang cenderung mengalami penurunan populasi dalam beberapa tahun terakhir.
Referensi
Nebuchadnezzar Akbar et al. 2019. Deskripsi morfologis spesies endemik hiu berjalan (Hemiscyllium halmahera, Allen & Erdmann, 2013) di perairan Laut Maluku Utara. Jurnal Iktiologi Indonesia.
Iswandi Wahab, et al. Morfologi Hiu Berjalan Halmahera (Hemiscyllium Halmahera, Allen 2013) (Suatu tinjauan morfometrik) di perairan laut Pulau Morotai. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan.
Hiu Berjalan di Perairan Indonesia Ternyata Masih Berevolusi
Sumber: Mongabay.co.id