- Bagi kalangan dunia internasional, ikan baronang yang terkenal di wilayah perairan Indonesia disebut juga rabbitfish atau ikan kelinci.
- Nama ini merujuk pada mulutnya yang kecil menyerupai paruh kelinci, memakan tumbuhan laut seperti alga, serta memiliki ciri khas tubuh pipih dan warna-warni yang menarik, menjadikannya mudah dikenali di antara terumbu karang.
- Ikan baronang memegang peranan penting dalam ekosistem perairan, khususnya di ekosistem terumbu karang dan padang lamun. Sebagai herbivora, ia memakan alga dan juga menjadi indikator kesehatan padang lamun dan terumbu karang.
- Selain eksploitasi berlebihan, populasi liar baronang berada di bawah tekanan akibat habitatnya terdampak perubahan iklim, yakni terumbu karang, mangrove, dan padang lamun.
Di kawasan Indonesia Timur, ikan baronang sangatlah umum dan banyak diketahui masyarakat pesisir. Meski di beberapa wilayah seperti di Maluku, ikan ini juga punya nama lokal yang disebut Samadar atau Madar.
Ikan dari famili Siganidae ini keberadaannya melimpah sehingga dijadikan sumber protein masyarakat.
Di kalangan internasional, ikan ini memiliki nama unik yaitu “rabbitfish” atau ikan kelinci (Siganus spp). Nama ini merujuk pada mulutnya yang kecil menyerupai paruh kelinci serta memiliki ciri khas tubuh pipih dan warna-warni menarik, menjadikannya mudah dikenali di antara terumbu karang. Selain itu, ikan ini memiliki sirip punggung dan sirip dubur memanjang.
Habitatnya di perairan dangkal, terutama sekitar terumbu karang. Keunikan lainnya, seperti halnya kelinci, baronang termasuk herbivora dengan cara memakan alga dan tumbuhan lainnya.
Selain itu, baronang memiliki warna menarik dan beragam, mulai kuning, biru, hijau, dan juga merah. Beberapa spesiesnya, memiliki duri beracun pada siripnya, yang dapat menyebabkan rasa sakit parah jika terkena.
- Advertisement -
Baca: Jenis ini Dijuluki Ikan Pemalas, Mengapa?
Baronang lingkis (Siganus canaliculatus) merupakan salah satu jenis ikan baronang. Foto: Wikimedia Commons/Sahat Ratmuangkhwang/CC BY 3.0
Peran Ekologis
Dalam penelitian yang dilakukan Zolkaply, dkk, (2021), disebutkan bahwa terdapat 29 spesies dalam satu genus ikan baronang. Ikan ini tersebar di berbagai habitat, termasuk muara, mangrove, terumbu karang, dan hamparan padang lamun.
Baronang memegang peranan penting dalam ekosistem perairan, khususnya di ekosistem terumbu karang dan padang lamun.
“Ikan herbivora, termasuk baronang, sangat penting bagi kesehatan ekosistem terumbu karang karena mereka memakan alga yang tumbuh di karang,” tulis para peneliti.
Dengan memakan alga, baronang membantu mengendalikan pertumbuhan alga yang berlebihan. Pertumbuhan alga yang tidak terkendali dapat menyebabkan ledakan, yang dapat menutupi permukaan terumbu karang dan menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan karang untuk berfotosintesis.
Baronang juga dapat menjadi indikator kesehatan padang lamun. Seperti yang dijelaskan dalam penelitian berjudul “Asosiasi Ikan Baronang (Siganus canaliculatus Park, 1797) Pada Ekosistem Padang Lamun Perairan Teluk Ambon Dalam”.
Publikasi ini membahas hubungan antara kepadatan lamun dan keanekaragaman spesies serta kelimpahan ikan baronang (Siganus canaliculatus) di Teluk Ambon Dalam. Studi ini menemukan bahwa hamparan lamun dengan keanekaragaman dan kepadatan vegetasi yang tinggi mendukung kelimpahan individu baronang yang tinggi.
Baca: Hari Ikan Nasional: Pernah Dengar Nama Ikan Kakatua?
Ikan baronang angin (Siganus javus). Foto: Wikimedia Commons/jon hanson/CC BY-SA 2.0
Ancaman
Baronang adalah spesies ikan yang unik dan menarik. Selain berperan peran penting dalam ekosistem laut, juga memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat pesisir di Indonesia.
Bagi nelayan di wilayah timur Indonesia, baronang merupakan komoditas perikanan tangkap yang penting. Mereka menangkap dengan berbagai cara, seperti menggunakan jaring, pancing, bubu, dan alat tangkap tradisional lain. Hasil tangkapan tersebut selain dikonsumsi, juga dijual di pasar lokal atau kepada pedagang pengumpul untuk didistribusikan ke wilayah lain.
Berdasarkan laporan FAO (Food and Agriculture Organization), sebuah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan bahwa baronang adalah ikan konsumsi populer di wilayah Indo-Pasifik, tetapi penangkapan berlebihan mengancam populasi liarnya.
“Sebagian besar baronang yang dikonsumsi saat ini, berasal dari perikanan tangkap. Sementara Indonesia dan Filipina adalah pemasok utama tahunan, masing-masing sekitar 76.000 ton dan 25.000 ton,” tulis laporan FAO.
Selain eksploitasi berlebihan, populasi liar baronang berada di bawah tekanan akibat habitatnya terdampak perubahan iklim, yakni terumbu karang, mangrove, dan padang lamun.
Menurut FAO, karena alasan-alasan inilah maka perlu mengembangkan baronang dengan cara budidaya. Sebuah tim peneliti di Biro Sumber Daya Perikanan dan Perairan (BFAR) di Filipina, yang dipimpin Dr. Westly Rosario, berhasil membudidayakan dua kandidat yang paling menarik secara komersial, yaitu baronang garis emas (Siganus guttatus) dan baronang labirin (Siganus vermiculatus).
Kedua spesies tersebut merupakan ikan konsumsi populer, tumbuh hingga sekitar 50 cm, dengan berat maksimum 1 kg untuk baronang garis emas dan 2 kg untuk baronang labirin.
“Filipina berada di garis depan budidaya ikan baronang, dengan produksi 246 ton tahun 2019. Budidaya ikan baronang dapat memberikan pilihan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir dan berkontribusi pada keamanan pangan di negara berkembang,” tulis FAO.
Ikan Kaca, Ikan Aneh yang Hanya Ditemukan di Papua dan Australia
Sumber: Mongabay.co.id