- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, sejak 2020 sampai Desember 2024, gajah sumatera yang ditemukan mati mencapai 36 individu.
- Rinciannya, tahun 2020 (12 individu), 2021 (7 individu), 2022 (6 individu), 2023 (4 individu), dan 2024 (7 individu).
- Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, berjanji akan menghibahkan lahan pribadinya seluas 20 ribu hektar untuk konservasi gajah di Provinsi Aceh.
- Terkait hal tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh meminta klarifikasi. Menurut Walhi, lahan yang dimaksud apakah konsesi PT Tusam Hutani Lestari (PT THL) yang memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Nomor: SK.556/KptsII/1997 seluas 97,3 ribu hektar, yang izinnya berakhir pada 14 Mei 2035.
Bagaimana kondisi gajah sumatera di Aceh saat ini?
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, sejak 2020 sampai November 2024, gajah sumatera yang ditemukan mati mencapai 36 individu.
Rinciannya, tahun 2020 (12 individu), 2021 (7 individu), 2022 (6 individu), 2023 (4 individu), dan 2024 (7 individu).
Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata menyebutkan, kasus terakhir pada November 2024 ditemukan di Kabupaten Aceh Jaya, Minggu (17/11/2024).
Satu anak gajah yang baru lahir, ditemukan mati oleh warga di Desa Alue Jang, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya.
- Advertisement -
“Data ini yang berhasil diketahui,” terangnya, Jumat (22/11/2024).
Baca: Jalur Jelajah Terganggu, Konflik Gajah Liar dengan Manusia Kerap Terjadi
Gajah sumatera yang berada di Conservation Response Unit [CRU] Trumon, Aceh Selatan. Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia
Ujang menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan tim BKSDA Aceh, termasuk dokter hewan, diketahui anak gajah tersebut mati akibat dehidrasi berat dan infeksi pada pusar.
“Umurnya dua hari, mengalami kekurangan cairan dan infeksi di pusar.”
Di sekitar lokasi, tidak ditemukan alat berbahaya seperti kabel listrik, pestisida, jerat, dan lainnya.
“Tim juga tidak menemukan luka akibat benda tajam, benda tumpul, maupun luka robek, pada bangkai tersebut,” ujarnya.
Baca: Penanganan Konflik Manusia dengan Gajah Perlu Libatkan Banyak Pihak
Gajah ini ditemukan mati di Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Jumat [9/6/2023]. Foto: Dok. BKSDA Aceh
Presiden Prabowo Janjikan Lahan untuk Gajah
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, berjanji akan menghibahkan lahan pribadinya seluas 20 ribu hektar untuk konservasi gajah di Provinsi Aceh.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Hasbi, dalam konferensi pers, Senin (2/12/2024).
Hasbi mengatakan, Presiden menghibahkan lahan tersebut setelah diminta WWF yang ikut hadir dalam pertemuan antara Prabowo dengan Raja Charles III, November 2024.
“WWF meminta Bapak Prabowo untuk menyediakan wilayah konservasi gajah sumatera di Aceh seluas 10.000 hektar. Bapak Prabowo menyumbangkan lahan beliau sebesar 20.000 hektar yang nanti akan dikelola WWF,” terangnya.
Terkait hal tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh meminta klarifikasi. Menurut Walhi, lahan yang dimaksud apakah konsesi PT Tusam Hutani Lestari (PT THL) yang memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Nomor: SK.556/KptsII/1997 seluas 97,3 ribu hektar, yang izinnya berakhir pada 14 Mei 2035.
“Konsesinya tersebar di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Bireuen, dan Aceh Utara. Sebagian besar lahannya terbengkalai dan ada juga yang sudah digarap warga setempat,” ujar Ahmad Shalihin, Direktur Walhi Aceh, Rabu (4/12/2024).
Shalihin menuturkan, jika lahan itu yang dimaksud Presiden, itu bukan milik pribadi, tapi hutan negara yang dipinjamkan melalui IUPHHK.
“Kami menilai wajar, bila lahan itu hendak dilepaskan,” terangnya.
Baca juga: CRU dan Konflik Manusia dengan Gajah Sumatera
Petugas dari BKSDA Aceh dan Forum Konservasi Leuser (FKL) memasang GPS Collar pada gajah sumatera liar di hutan Ekosistem Leuser, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia
Meskipun demikian, Walhi Aceh berharap Presiden Prabowo memenuhi janjinya mengalokasikan 20 ribu hektar untuk konservasi gajah di Aceh.
“Kami menunggu janji tersebut, karena bisa menjadi contoh bagi pemegang izin lain yang areal konsesinya berada di koridor satwa.”
Wilayah konservasi gajah sangat dibutuhkan, mengingat habitatnya menyusut akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.
“Ditambah lagi, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Utara, dan Bener Meriah termasuk wilayah yang tinggi konflik antara manusia dengan gajah,” tegasnya.
Penelitian tentang Kecerdasan Gajah dapat Membantu Mitigasi Konflik Manusia dan Satwa
Sumber: Mongabay.co.id