- Arthropleura adalah arthropoda darat terbesar yang pernah hidup di Bumi, mencapai panjang 2,6 meter, hidup sekitar 300 juta tahun yang lalu.
- Fosil baru dari Prancis akhirnya mengungkap bentuk kepala Arthropleura, yang memiliki karakteristik gabungan kaki seribu dan kelabang.
- Studi ini menunjukkan bahwa kaki seribu dan kelabang lebih dekat hubungannya daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan Arthropleura kemungkinan besar herbivora.
Selama hampir dua abad, para ilmuwan telah dibingungkan oleh misteri Arthropleura, arthropoda raksasa yang menjelajahi Bumi lebih dari 300 juta tahun yang lalu. Bayangkan makhluk purba sepanjang beruang grizzly dewasa, dengan tubuh mencapai panjang 2,6 meter dan memiliki 64 kaki yang meninggalkan jejak dalam di tanah. Itulah Arthropleura, arthropoda darat terbesar yang pernah hidup di planet bumi kita.
Fosil-fosil Arthropleura pertama kali ditemukan di Inggris pada tahun 1854. Beberapa spesimen dewasa mencapai panjang 2,6 meter, menjadikannya arthropoda terbesar yang pernah diketahui. Namun, tidak ada fosil yang ditemukan dengan kepala yang utuh, sehingga para peneliti kesulitan menentukan detail penting tentang makhluk ini, seperti apakah ia predator seperti kelabang atau pemakan bahan organik yang membusuk seperti kaki seribu.
Baca juga: Inilah Fosil Mirip Lobster Jauh Sebelum Masa Dinosaurus
Penemuan Fosil Kepala Mengungkap Rahasia Arthropleura
Misteri Arthropleura akhirnya terungkap berkat dua fosil terawetkan dengan baik yang ditemukan di Prancis. Fosil-fosil ini, yang berasal dari sekitar 300 juta tahun yang lalu, menunjukkan seperti apa rupa kepala Arthropleura.
Kepala Arthropleura memiliki karakteristik gabungan dari kaki seribu dan kelabang. Ia memiliki tubuh seperti kaki seribu, dengan dua pasang kaki per segmen tubuh, dan kepala seperti kelabang, dengan bagian mulut yang kecil dan dua antena pendek berbentuk lonceng.
Pemindaian Arthropleura terbaru mengungkap seperti apa rupa kepala makhluk ini, termasuk mata bertangkai, mandibula, dan bagian mulutnya. Lheritier et al., Sci. Adv. 10, eadp6362 (2024)
“Kami menemukan bahwa ia memiliki tubuh kaki seribu, tetapi kepala seperti kelabang,” ujar Mickael Lheritier, paleontolog dari University Claude Bernard Lyon.
- Advertisement -
Penemuan ini menunjukkan bahwa kaki seribu dan kelabang lebih dekat hubungannya daripada yang diperkirakan sebelumnya. “Dengan menggabungkan data terbaik yang tersedia dari ratusan gen spesies hidup dalam penelitian ini, bersama dengan karakteristik fisik yang memungkinkan kita menempatkan fosil seperti Arthropleura pada pohon evolusi, kita telah berhasil menyelesaikan lingkaran ini. Kaki seribu dan kelabang sebenarnya adalah kerabat terdekat satu sama lain,” kata Dr. Greg Edgecombe, ahli paleontologi di Natural History Museum London.
Kehidupan Arthropleura: Raksasa di Era Paleozoikum
Arthropleura hidup antara 346 juta dan 290 juta tahun yang lalu di akhir era Paleozoikum, di hutan dekat khatulistiwa. Pada masa itu, atmosfer Bumi kaya akan oksigen, yang memungkinkan makhluk seperti kalajengking dan serangga mirip capung yang sekarang punah, yang disebut griffinflies, mencapai ukuran yang sangat besar.
Pemindaian mengungkap detail baru anatomi Arthropleura. Lheritier et al., Sci. Adv. 10, eadp6362 (2024)
Arthropleura kemungkinan besar adalah herbivora dan memakan tumbuhan. Ia akan melepaskan kerangka luarnya melalui lubang di kepalanya, seperti arthropoda lainnya.
Para peneliti menggunakan teknik pemindaian CT canggih untuk memeriksa fosil-fosil tersebut, yang masih tertanam di dalam batu. Pemindaian ini memungkinkan mereka untuk melihat detail tersembunyi tanpa merusak fosil purba.
“Kami sudah lama ingin melihat seperti apa bentuk kepala hewan ini,” kata James Lamsdell, ahli paleobiologi di West Virginia University.
Misteri yang Tersisa untuk Penelitian Mendatang
Meskipun penemuan kepala Arthropleura telah memecahkan misteri besar, masih ada pertanyaan yang belum terjawab tentang makhluk raksasa ini. Para ilmuwan masih ingin tahu tentang makanan Arthropleura dan bagaimana ia bernapas.
“Meskipun isi perut yang pasti belum ditemukan, detail lain dari fosil ini berkontribusi pada perdebatan tentang pola makan Arthropleura,” kata Edgecombe. “Mereka tidak memiliki taring atau kaki berbisa (khusus) untuk menangkap mangsa, menunjukkan bahwa ia mungkin bukan predator. Karena kakinya lebih cocok untuk gerakan lambat, mereka mungkin lebih seperti kaki seribu pemakan detritus yang hidup hari ini.”
Lheritier juga tertarik dengan mata Arthropleura yang bertangkai. “Saat ini, mata bertangkai adalah ciri khas arthropoda air seperti kepiting atau udang,” katanya. “Mungkinkah itu berarti Arthropleura bisa menjadi amfibi? Untuk menjawab ini, kita perlu menemukan sistem pernapasan Arthropleura. Menemukan organ-organ ini dapat membantu kita (memahami) hubungan Arthropleura dengan air.”
Penemuan kepala Arthropleura menandai langkah penting dalam memahami arthropoda purba ini. Dengan penelitian lebih lanjut, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak rahasia tentang kehidupan raksasa lembut ini yang pernah menjelajahi planet kita.
Sumber: Mongabay.co.id