- Dua predator laut ini paling mudah dikenal gara-gara bentuk kepalanya yang unik yaitu hiu gergaji dan hiu martil.
- Di alam, kedua jenis hiu ini memainkan peran penting menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu menjaga tingkat kepadatan dan keanekaragaman spesies lautan.
- Keduanya dimasukkan dalam kelas ikan bertulang rawan (Chondrichthyes), meski berbeda famili. Hiu gergaji masuk keluarga Pristiophoridae sementara hiu martil Sphyrnidae.
- Sayangnya, keberadaan keduanya terancam karena perburuan, salah tangkap, dan persepsi keliru. Persepsi yang berkembang bahwa hiu berbahaya bagi manusia membuatnya di sebagian wilayah pesisir, ditangkap atau dijerat jaring yang sengaja dipasang.
Dua predator laut ini paling mudah dikenal gara-gara bentuk kepalanya yang unik yaitu hiu gergaji dan hiu martil. Di alam, kedua jenis hiu ini memainkan peran penting menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu menjaga tingkat kepadatan dan keanekaragaman spesies lautan.
Keduanya dimasukkan dalam kelas ikan bertulang rawan (Chondrichthyes), meski berbeda famili. Hiu gergaji masuk keluarga Pristiophoridae sementara hiu martil Sphyrnidae.
Sayangnya, keberadaan keduanya terancam karena perburuan, salah tangkap, dan persepsi keliru. Persepsi yang berkembang bahwa hiu berbahaya bagi manusia membuatnya di sebagian wilayah pesisir, ditangkap atau dijerat jaring yang sengaja dipasang.
Populasi hiu di seluruh dunia dinyatakan menurun drastis menurut sebuah kajian beberapa waktu lalu. Sejak 1970, populasi hiu bersama dengan pari telah menurun hingga 71 persen yang meningkatkan risiko kepunahan global kedua satwa ini.
Baca: Ditemukan, Dua Spesies Baru Hiu Gergaji
- Advertisement -
Hiu gergaji Jepang (Pristiophorus japonicus). Foto: Wikimedia Commons/ume-y/CC 2.0 Generic
Hiu gergaji
Seperti namanya, hiu gergaji dicirikan dengan bilah mirip gergaji di depan mulutnya. Ada deretan gigi besar kecil melingkar bak mata gergaji, di tepi moncongnya yang pipih.
Uniknya, moncongnya itu benar-benar difungsikan mirip gergaji. Yaitu untuk melumpuhkan mangsa, dengan cara menebas dengan cepat dari satu sisi ke sisi lain. Hiu gergaji bakal mencabik-cabiknya menjadi potongan kecil sebelum memasukkan ke mulut.
Hiu gergaji memiliki ribuan elektroreseptor di moncongnya. Fungsinya untuk mendeteksi medan listrik yang dikeluarkan oleh organisme hidup. Dengan bekal ini, hiu gergaji bisa menemukan keberadaan mangsa meski berada di sela-sela karang atau tertimbun material dasar laut.
Berkat elektroreseptor ini, hiu gergaji juga mampu berburu mangsa dalam kondisi kurang cahaya. Hiu gergaji hidup di perairan dalam hingga kedalaman sekitar 900 meter. Makanannya adalah ikan kecil, krustasea, dan cumi-cumi.
Baca: Sejak 1974, Pari Gergaji Sentani Tidak Terlihat Lagi
Hiu gergaji Jepang (Pristiophorus japonicus). Foto: Wikimedia Commons/Daiju Azuma/CC BY-SA 2.5
Hiu gergaji atau saw shark kerap dianggap sama dengan ikan gergaji atau saw fish. Yang terakhir ini sebenarnya adalah sejenis ikan pari, meski hiu juga ikan.
Bedanya, hiu gergaji memiliki insang di samping kepala, sementara ikan gergaji insangnya terletak di bawah. Hiu gergaji lebih ramping, sementara ikan gergaji lebih pipih. Hiu gergaji memiliki sungut, sementara ikan gergaji tidak. Keduanya memiliki moncong bergigi, namun gigi ikan gergaji lebih rapi.
Seperti ikan lainnya, hiu gergaji juga bertelur. Namun, telur itu berkembang menjadi janin di dalam tubuhnya. Hiu gergaji kawin secara musiman. Rentang hidupnya, rata-rata dari 9 hingga 15 tahun.
Diketahui, tercatat jumlah spesies hiu gergaji ada delapan. Yaitu hiu gergaji enam insang (Pliotrema warreni), hiu gergaji hidung panjang (Pristiophorus cirratus), hiu gergaji tropis (Pristiophorus delicatus), hiu gergaji Jepang (Pristiophorus japonicus), hiu gergaji Lana (Pristiophorus lanae), hiu gergaji kerdil Afrika (Pristiophorus nancyae), hiu gergaji hidung pendek (Pristiophorus nudipinnis), dan hiu gergaji Bahama (Pristiophorus schroeder).
Baca: Hiu Martil juga Bisa “Terbang”
Hiu martil. Foto: Wikimedia Commons/Kris Mikael Krister/CC BY 3.0
Hiu martil
Satwa laut lainnya yang juga unik adalah hiu martil. Dia mudah dikenali karena memiliki kepala berbentuk martil. Jika martil yang kita kenal sebagai perkakas berbentuk pejal, martil di kepala hiu ini pipih seperti sekop.
Bentuk kepalanya yang unik memiliki beberapa manfaat. Kemampuan hidrodinamik, memungkinkannya memutar dan mengangkat kepalanya dengan cepat. Ini sangat membantu saat hiu martil menangkap mangsa.
Tambahan bidang pipih di kepala yang disebut cephalofoil membuat lubang hidungnya lebih melebar. Hal ini memberi manfaat bagi hiu martil dalam menjejak aroma mangsa. Jarak mata juga menjadi lebih lebar yang memberi pandangan lebih luas.
Seperti juga hiu gergaji, martil di kepala hiu martil dilengkapi organ elektroreseptor. Dengan organ ini, hiu martil bisa mendeteksi medan listrik mangsa dan menemukannya meski terkubur sedimen di dasar laut.
Hiu martil juga menggunakan martilnya untuk menabrak dan menjepit mangsa sebelum menggigitnya. Sebagaimana hiu gergaji, hiu martil adalah karnivora yang makan ikan, krustasea, dan cumi-cumi. Salah satu makanan favorit hiu martil adalah ikan pari yang biasa berlindung dengan cara menguburkan diri di dasar samudera.
Baca juga: Bukan Hanya Komodo, Hiu dan Pari Juga Terancam Dampak Perubahan Iklim
Hiu martil yang memiliki kemampuan luar biasa yaitu dapat menemukan partikel di air 10 kali lipat dibanding hiu lainnya. Foto: Wikipedia Commons/Barry Peters/CC BY 2.0/Free to share
Bentuk martil di kepala, menjadi salah satu penanda jenis hiu martil. Misalnya, hiu martil besar (Sphyrna mokarran) memiliki bentuk cephalofoil paling mirip martil. Hiu kepala bonnet (Sphyrna tiburo) malah seperti jamur kancing. Sementara hiu kepala sayap (Eusphyra blochii) memiliki bilah chephalofoil memanjang ke kanan dan ke kiri, seperti sayap pesawat terbang.
Belum lama ini ilmuwan menemukan spesies hiu martil baru yang disebut hiu sekop (Sphyrna alleni). Selama ini spesies tersebut dianggap sama dengan hiu kepala bonnet. Namun, pengujian DNA memperlihatkan bahwa dua spesies itu sama sekali berbeda dan terpisah sekitar 3,5 juta hingga 5 juta tahun lalu.
Tercatat, ada sembilan spesies hiu martil, yang rata-rata di alam bisa hidup sampai 30 tahun. Hiu martil menyimpan telur yang sudah dibuahi di dalam tubuhnya. Saat menetas, induk hiu martil memilih perairan dangkal dekat pantai terlindungi. Anak-anaknya yang jumlahnya bisa mencapai puluhan akan dibiarkan berkembang di sana hingga siap untuk berenang di perairan lebih dalam.
Pari Kekeh dan Pari Kikir Kini Terancam Langka
Sumber: Mongabay.co.id