MEDAN – Anggota DPD RI, Muhammad Nuh, memberikan apresiasi tinggi terhadap peluncuran buku “Religiolitas dan Dedikasi Kesejahteraan” karya H. Hidayatullah.
Acara peluncuran yang diadakan di Hotel Madani, Medan, pada Jumat (18/10/2024) dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat dan akademisi.
Nuh yang didaulat sebagai salah satu pembedah buku, menyampaikan kekagumannya atas gagasan-gagasan Hidayatullah yang dituangkan secara sistematis dan mudah dipahami oleh masyarakat.
“Buku ini sangat bagus, tidak terlalu tebal, namun padat berisi. Masyarakat yang membacanya tidak akan merasa lelah, karena penyajiannya ringan namun tetap mengandung pemikiran yang mendalam,” ungkap K.H. Muhammad Nuh di sela-sela diskusi.
Menurut Nuh, salah satu kekuatan utama buku ini adalah kemampuan Hidayatullah dalam merangkum isu-isu ekonomi, kesejahteraan, dan pengentasan kemiskinan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Nuh bahkan juga menganalisa buku tersebut dengan merujuk pada kisah Nabi Yusuf yang dikenal dengan kemampuan mengelola krisis ekonomi di Mesir.
“Nabi Yusuf ‘alaihissalam, dalam Al-Qur’an, digambarkan sebagai sosok yang hafizhun (bisa menjaga amanah) dan alim (berpengetahuan luas). Saya melihat Hidayatullah memiliki karakter itu juga, baik dari segi amanah maupun keilmuan,” tambah Nuh.
- Advertisement -
Nuh menjelaskan lebih lanjut, bahwa Hidayatullah memiliki kapasitas yang kuat dalam bidang ekonomi, dengan latar belakang sebagai alumnus Fakultas Ekonomi USU serta keterlibatannya dalam berbagai gerakan ekonomi rakyat.
“Beliau memahami teori, dan dalam prakteknya, ia sudah banyak terjun langsung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Selain menyoroti kapasitas keilmuan, Nuh juga menggarisbawahi sifat religius Hidayatullah yang menurutnya tumbuh dari lingkungan keluarga yang kuat dalam nilai-nilai keagamaan.
“Hidayatullah adalah sosok yang sederhana. Meski telah tiga periode di DPRD Deliserdang, dua periode di DPRD Sumut, dan satu periode di DPR RI, aset yang ia miliki sangat terbatas. Ini menunjukkan kesederhanaan hidup yang ia jalani, sebagai cerminan dari nilai-nilai Islam yang ditanamkan sejak kecil oleh ayahnya, tokoh Al Washliyah,” tutur Nuh.
Dalam kesempatan yang sama, Hidayatullah menjelaskan bahwa buku ini mencakup gagasan dan pemikiran yang berfokus pada pembangunan Kota Medan, dengan harapan dapat memberi pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat mengenai program-program yang akan ia jalankan jika dipercaya memimpin Kota Medan.
“Ini bukan sekadar janji, tetapi lebih kepada landasan pemikiran yang akan menjadi dasar dalam setiap langkah saya membangun Medan ke depan,” jelasnya.
Hidayatullah juga mengakui bahwa penerbitan buku ini terkait dengan kontestasi Pilkada Kota Medan tahun ini, di mana ia turut menjadi calon.
Pembuatan buku ini, menurutnya, adalah saran dari Mantan Rektor UINSU, Prof. Syahrin Harahap, agar pemikiran-pemikirannya dapat terdokumentasikan dan dibaca oleh masyarakat.
Dalam sesi diskusi, penulis buku “Hidayatullah, Religiolitas dan Dedikasi Kesejahteraan”, Rezki Saputra Hasibuan, menguraikan bahwa buku ini menggambarkan Hidayatullah sebagai sosok religius yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang taat beragama, serta sebagai pemimpin yang memberdayakan rakyat.
“Buku ini menjelaskan langkah-langkah konkret yang akan diambil Hidayatullah dalam mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial di Kota Medan,” jelas Rezki.
Mantan Rektor UINSU, Prof. Syahrin yang juga ikut membedah buku, menilai bahwa buku tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang karakter Hidayatullah sebagai pemimpin yang tidak hanya religius, tetapi juga konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, anggota DPRD Sumut, Dr. Usman Jakfar, juga memberikan apresiasi serupa, menyebut buku ini sebagai karya yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin memahami visi kepemimpinan berbasis religiusitas dan kesejahteraan.
Dengan peluncuran buku ini, K.H. Muhammad Nuh menekankan bahwa pemikiran Hidayatullah terkait ekonomi dan kesejahteraan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Medan dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi di masa depan.[]