- Perebutan ruang antara monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan manusia di Gunungkidul menyisakan keresahan. Mereka kehilangan habitat akibat pembangunan Jalan Jaringan Lintas Selatan.
- Lahan pertanian warga habis menjadi bahan pakannya. Serangan monyet ekor panjang menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Hasil panen yang rusak dan hilangnya sumber penghasilan menjadi peningkatan konflik satwa yang kian kompleks.
- Monyet ekor panjang merupakan spesies asli Asia Tenggara, yang mampu hidup di berbagai lingkungan, termasuk hutan, rawa bakau, dan area dekat manusia. Meski dianggap sebagai hama, monyet ekor panjang berperan penting dalam pelestarian hutan.
- Penting adanya solusi jangka panjang untuk menjaga spesies ini yang terancam punah. Misalnya dalam menjaga dan melestarikan habitat alami dan pakannya.
Masih ingatkah kamu dengan film Planet of the Apes? Konflik monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan lahan pertanian warga memiliki kemiripan cerita tentang perebutan ruang.
Garangnya karakter spesies kera dalam film Planet of the Apes mirip seperti gerombolan monyet ekor panjang yang turun dari Gunung Api Purba Nglanggeran, lalu menyerbu lahan pertanian warga. Satu kali serangan, satu petak kebun jagung bisa habis.
Data Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul pada 2022 mencatat terjadi serangan monyet ekor panjang di sembilan kapanewon. Sedangkan pada tahun 2021, mereka mendata hanya ada lima hektar lahan pertanian yang diserang oleh monyet ekor panjang.
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Gunungkidul sempat mencetuskan ide pengurangan populasi monyet ekor panjang sebagai solusi. Namun, gagasan ini digagalkan karena International Union for Conservation of Nature menggolongkan monyet ekor panjang spesies terancam punah (endangered).
Tingkah unik monyet ekor panjang. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia
Baca juga: Kemarau Panjang di Banyumas, Monyet Ekor Panjang Turun Gunung
- Advertisement -
Berikut sejumlah fakta menarik tentang monyet ekor panjang:
1. Habitatnya kian terusik
Pada tahun 2023, monyet ekor panjang terpaksa turun dari bukit-bukit dan menyerang kebun-kebun warga Gunungkidul karena tempat tinggal mereka terganggu oleh agenda pembangunan Jalan Jaringan Lintas Selatan (JJLS). Demi membangun proyek nasional yang akan menghubungkan lima provinsi di Pulau Jawa ini, bukit-bukit karst diledakkan secara masif. Hal ini menyebabkan para monyet ekor panjang kehilangan habitatnya sehingga mereka terdesak untuk memasuki lahan warga demi mencari makanan.
2. Spesies asli Asia Tenggara
Tak hanya Indonesia, monyet ekor panjang juga menghuni sejumlah negara tetangga seperti Myanmar, Laos, Thailand, dan Filipina. Monyet ini memiliki kemampuan beradaptasi yang baik sehingga dapat dengan mudah hidup di berbagai jenis lingkungan. Hutan dan rawa bakau merupakan tempat yang sangat digemari monyet ekor panjang sebagai habitat. Namun, mereka juga bisa hidup di area yang dekat dengan manusia.
Baca juga: Tingkah Unik Monyet Ekor Panjang
Sekawanan monyet ekor panjang berada di atas bangunan rumah yang rusak. Foto : L Darmawan/Mongabay Indonesia
3. Punya ciri fisik yang unik
Ada ciri fisik tak biasa yang bisa digunakan untuk membedakan monyet ekor jantan panjang dan betina. Jika monyet ekor panjang jantan memiliki kumis, maka para betinanya memiliki brewok yang menghiasi wajah mereka. Bulu mereka berwarna cokelat, tetapi warna itu akan berangsur-angsur memudar di bagian perut mereka. Di wajah mereka, terdapat kantong pipi yang mereka gunakan untuk menyimpan makanan.
4. Hidup berkoloni
Monyet ekor panjang hidup dalam kelompok-kelompok besar, paling sedikit 40 ekor monyet. Agar tetap terhubung satu sama lain, mereka menggunakan variasi suara dan ekspresi wajah yang bermacam-macam.
Baca juga: Tantangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang di Bali
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) berpose dibalik jeruji besi saat dijual di pasar splendid, Kota Malang, Jatim. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia
5. Berperan dalam pelestarian hutan
Tak hanya di Indonesia, spesies ini dilihat sebagai hama tanaman. Padahal keberadaan monyet ekor panjang memiliki peran penting terhadap kelestarian hutan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peter W. Lucas dan Richard T. Corlett, monyet ekor panjang akan meludahkan biji-biji yang sudah mereka ambil dagingnya ke tanah.
Selain itu, mereka juga terkadang menelan biji-biji tersebut bulat-bulat sehingga ditemukan biji utuh dalam kotoran mereka. Perilaku memakan dan menyebarkan bij-bijian ini secara tidak langsung telah membuat mereka berperan dalam melestarikan ekosistem hutan.
Kemarau, Monyet Ekor Panjang Masuk ke Pemukiman, Ahli: Habitat Perlu Direhabilitasi
*Sidney Alvionita Saputra adalah jurnalis yang saat ini menempuh pendidikan S1 Teknik Infrastruktur Lingkungan di Universitas Gadjah Mada. Ia menulis tentang isu-isu lingkungan dan perempuan, berfokus pada dampak lingkungan dan keadilan gender.
Sumber: Mongabay.co.id