- Zona Clarion Clipperton (ZCC) merupakan satu dari wilayah di Samudra Pasific yang sebagian besar belum pernah di jelajahi manusia.
- Sebuah proyek SMARTEX yang mengeksplorasi ZCC menemukan habitat makhluk aneh seperti Babi Berbie. Selain kandungan nikel yang melimpah untuk baterai mobil Listrik.
- Selain itu penemuan yang paling luar biasa adalah spons kaca berbentuk mangkuk dari genus yang diyakini memiliki umur paling lama di planet ini. Mereka dapat hidup hingga 15.000 tahun.
- Sejauh ini masih ada sekitar 8.000 spesies yang belum ditemukan. Namun para ilmuwan gusar sebelum itu terindentifikasi, habitat mereka bisa jadi rusak oleh rencana penambangan.
Belum lama ini para peneliti melakukan perjalanan 45 hari di Zona Clarion Clipperton (ZCC) yang sebagian besar belum pernah dijelajahi manusia. Hasilnya sangat luar bisa dimana mereka mengungkap kehidupan yang ajaib sekaligus aneh di dasar laut.
“Daerah-daerah ini adalah daerah yang paling jarang dieksplorasi di bumi. Diperkirakan hanya satu dari sepuluh spesies hewan yang hidup di sini yang telah dideskripsikan oleh ilmu pengetahuan,” kata Thomas Dahlgren, seorang ahli ekologi kelautan di University of Gothenburg yang menjadi bagian dari ekspedisi ini, dalam rilis media.
Salah satu yang mereka kunjungi adalah dataran abyssal yang berada pada kedalaman 3.500 hingga 5.500 meter (2-3 mil). Di sana terbentang padang pasir bawah laut yang luasnya menutupi lebih dari separuh planet ini.
Meskipun kedalamannya tidak ada sinar matahari, Dahlgren mengatakan bahwa di sana terdapat keanekaragaman kehidupan yang sangat kaya. Makhluk laut yang hidup di sana memiliki bentuk aneh dan masih minim informasi.
Baca : Penemuan Spesies-spesies Baru Mirip Alien di Kedalaman Lautan Zona Clarion-Clipperton
- Advertisement -
Para ilmuwan memotret spons kaca yang indah dan rapuh ini, yang menghabiskan hidupnya menyaring nutrisi dari jatuhan salju laut yang tiada henti (SMARTEX/NHM/NOC)
Dengan menggunakan kendaraan jarak jauh (ROV), para peneliti menjelajahi dan menemukan teripang tembus pandang, spons kaca yang halus, dan “babi laut”. Sepitas rupanya mirip teripang dengan kaki berbentuk tabung dan menonjol yang digunakan untuk menyedot sedimen.
Hewan berwarna merah muda itu kemudian dinamakan babi barbie. Penemuan ini kemudian menunjukan betapa menariknya kehidupan hewan di wilayah ini, terlebih wilayah ini bakal diusulkan untuk penambangan laut dalam karena kaya akan kandungan logam mulia.
Penemuan tersebut mungkin merupakan penemuan makhluk yang paling asing yang tertangkap kamera oleh tim yang dipimpin oleh Dr Adrian Glover, seorang peneliti laut dalam di Natural History Museum (NHM) London. Ini termasuk “babi Barbie” berwarna merah muda yang diberi nama panggilan oleh mahasiswa PhD Southampton, Bethany Fleming, setelah sebagian besar anggota tim menonton film.
Penemuan babi barbie ini mewakili penelitian yang sangat penting untuk melindungi ribuan spesies dari penambangan laut dalam.
“Kita dapat berasumsi bahwa banyak dari spesies ini akan menjadi hal yang baru bagi ilmu pengetahuan,” ujar Regen Drennan, seorang ahli biologi kelautan pasca-doktoral di London NHM, kepada IFLScience.
Baca juga : Lebih dari 5.000 Spesies Baru Laut Dalam Ditemukan di Lokasi Tambang Samudera Pasifik
The Barbie sea pig. (SMARTEX/NHM/NOC)
Makhluk Berumur Paling Panjang
Di dunia yang kekurangan nutrisi tersebut, hewan-hewan harus memanfaatkan “salju laut” yang sedikit mengandung partikel-partikel organik dari permukaan laut. Sebagian besar penghuni laut dalam adalah pemakan saringan khusus seperti spons atau pemakan sedimen seperti teripang.
Salah satu penemuan yang paling luar biasa adalah spons kaca berbentuk mangkuk dari genus yang diyakini memiliki umur paling lama di planet ini. Mereka dapat hidup hingga 15.000 tahun.
Umur yang sangat panjang itu memungkinkan spons untuk tumbuh sangat besar selama ribuan tahun. Sekalipun ditopang oleh salju laut yang merupakan satu-satunya sumber makanan yang mengendap.
Tim ini juga menemukan ikan rattail, salah satu dari sedikit vertebrata yang dapat bertahan hidup di kedalaman yang sangat dalam. Mereka mempelajari kehidupan di kedalaman 4.000-5.000 meter (13.000-16.000 kaki) di bawah permukaan Pasifik tengah sebagai bagian dari proyek SMARTEX untuk mengeksplorasi ZCC.
Hasil ini menarik perhatian dunia karena habitat hewan-hewan unik itu juga dikenal sebagai bintil mangan. Batuan hitam ini tidak terlihat banyak, tetapi merupakan salah satu sumber kobalt, nikel, dan mangan terkaya di planet ini.
Seperti diketahui, kandungannya sangat diperlukan demi mengubah semua mobil berbahan bakar bensin menjadi mobil bertenaga baterai.
“Sembilan puluh persen kontrak eksplorasi nodul di dunia berada di Zona Clarion-Clipperton, yang mewakili kurang dari setengah dari 1 persen dasar laut dunia,” ujar Manajer Humas dan Media The Metals Company, Rory Usher, kepada IFLScience.
Baca juga : Penambangan Laut Dalam, Mengancam Jalur Migrasi Tuna dan Pangan Berkelanjutan
Teripang bertubuh transparan ini termasuk dalam famili Elpidiidae dan disebut ‘unicumber’. Anda dapat dengan jelas melihat ususnya dan bahwa ia telah memakan sedimen. Kita hanya dapat menebak untuk apa ekor panjangnya digunakan, tetapi mungkin untuk berenang. Kredit: SMARTEX/NHM/NOC
Menurutnya, ada cukup banyak logam di dua lokasi tersebut yang dapat memenuhi kebutuhan 280 juta mobil, yang mewakili semua mobil di Amerika, atau seperempat dari armada kendaraan di dunia.
Akan tetapi, motivasi untuk mencari sumber daya di dasar laut adalah karena sumber daya ini lebih sedikit limpasan dibandingkan dengan penambangan di darat. Kemungkinan juga memiliki biomassa yang lebih sedikit per meter persegi dibandingkan dengan hutan di Indonesia yang dibabat demi penambangan.
Diiperkirakan lebih dari sepertiga dari logam-logam ini baru akan diperoleh dari penambangan laut dalam pada tahun 2065. Namun, para ilmuwan menyerukan perlindungan kawasan tersebut.
Sebab efek samping yang akan ditimbulkan berdampak pada makhluk-makhluk tak tergantikan yang tinggal di dasar laut CCZ ini akan terancam punah jika habitat mereka dihancurkan oleh pertambangan. Selain babi barbie, masih ada sekitar 8.000 spesies yang belum ditemukan.
Bahkan kehidupan laut yang lebih dekat ke permukaan, seperti paus dan lumba-lumba, akan terganggu oleh kebisingan yang ditimbulkan. Dan para ilmuwan juga khawatir bahwa penambangan di laut dalam dapat mengeluarkan senyawa beracun dari dasar laut dan melepaskan karbon yang akan semakin memperparah krisis iklim. (***)
Malaikat Laut, Satwa yang Buat Peneliti Memprediksi Perubahan Iklim Global
Sumber: Mongabay.co.id