- The Birds (1963) oleh Alfred Hitchcock, terinspirasi oleh serangan burung shearwater di Capitola, California, menggambarkan skenario di mana burung menjadi ancaman mematikan bagi manusia, menyoroti dampak lingkungan terhadap ekosistem burung.
- Beberapa burung berbahaya seperti kasuari, burung unta, dan emu dapat menyerang manusia dengan tendangan atau kuku tajam, meskipun serangan ini jarang terjadi, biasanya dipicu oleh provokasi atau upaya burung mencari makanan.
- Burung pemangsa seperti lammergeier dan burung hantu, terutama burung hantu bertanduk besar, dikenal sangat kuat dan memiliki cengkeraman yang mematikan, dengan laporan serangan yang mengarah pada cedera serius meskipun kematian jarang terjadi.
Pada tahun 1963, Alfred Hitchcock merilis The Birds, salah satu film thriller paling ikonik pada masa itu, tidak hanya karena alur cerita yang menegangkan tetapi juga karena penggambaran serangan alam yang tak terduga. Film ini mengeksplorasi apa yang terjadi jika sekelompok burung, hewan yang biasanya tidak begitu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari, tiba-tiba menyerang sebuah kota pesisir kecil di California, AS. Serangan massal ini, yang terlihat sebagai kejadian fiksi, ternyata terinspirasi oleh peristiwa nyata: serangan burung shearwater jelaga di Capitola, California, beberapa tahun sebelumnya, tepatnya pada tahun 1961. Serangan ini dipicu oleh keracunan diatom, sejenis alga mikroskopis yang menghasilkan racun neurotoksin. Racun ini terakumulasi dalam ikan teri yang dimakan burung, menyebabkan gangguan saraf dan perilaku aneh pada burung tersebut. Mereka kehilangan kemampuan navigasi, menabrak atap rumah, dan akhirnya mati di jalanan. Peristiwa ini menggarisbawahi kerentanan ekosistem laut terhadap perubahan lingkungan dan kontaminasi, yang dapat berdampak besar pada spesies yang lebih tinggi dalam rantai makanan, seperti burung laut.
Selain The Birds (1963), film-film lain seperti The Happening (2008), Kaw (2007), atau Beaks: The Movie (1987), menyajikan skenario yang menegangkan tentang alam yang tiba-tiba berbalik melawan manusia, di mana burung menjadi ancaman utama. Serangan yang tampak seperti fiksi dalam film-film ini sebenarnya mengandung elemen ketakutan nyata. Namun, cedera dan bahkan kematian akibat burung agresif bukanlah hal yang sepenuhnya fiktif. Dalam ilmu ekologi, perilaku agresif pada burung sering kali berkaitan dengan teritorialitas atau perlindungan anak-anak mereka dari ancaman predator. Bahkan burung terkecil sekalipun memiliki naluri kuat untuk melindungi sarangnya, dan mereka tidak segan-segan menyerang jika merasa terancam. Burung menggunakan berbagai mekanisme, seperti serangan udara, cakaran, atau gigitan, untuk mempertahankan wilayah mereka. Dalam perilaku hewan, tindakan ini dikenal sebagai “defensive aggression” atau agresi defensif, yang menjadi strategi evolusi penting untuk kelangsungan hidup spesies. Inilah 6 (enam) burung yang paling berbahaya di dunia, menurut data dari Encyclopedia Britannica .
1. Kasuari (Casuarius)
Kasuari adalah burung besar yang tidak bisa terbang dan hanya ditemukan di hutan hujan tropis Australia dan Papua. Kasuari adalah anggota satu-satunya dari keluarga Casuariidae dan termasuk ordo Casuariiformes, bersama dengan burung emu. Ada tiga spesies utama, dengan beberapa subspesies tergantung pada wilayahnya. Kasuari dikenal karena ukuran tubuhnya yang besar serta kaki yang kuat dengan tiga jari. Salah satu jari, yaitu yang paling dalam, memiliki kuku panjang dan tajam seperti belati yang dapat digunakan untuk menyerang. Menurut penelitian pada perilaku hewan, kasuari mampu meluncurkan pukulan tajam dengan kecepatan hingga 50 km per jam, yang membuatnya sangat berbahaya, terutama saat merasa terancam. Serangan terhadap manusia biasanya jarang terjadi dan sering kali terkait dengan interaksi manusia yang tidak tepat, seperti memberi makan burung liar. Pada tahun 2012, misalnya, seorang turis di Queensland, Australia, mengalami serangan kasuari yang mendorongnya jatuh ke dalam air, namun ia selamat tanpa cedera serius. Kasuari memiliki sejarah panjang dalam budaya penduduk asli Papua dan Australia, di mana burung ini sering kali dihormati dan ditakuti karena kekuatannya.
Burung Kasuari, Paling berbahaya di Dunia | Foto oleh Photo by Jesper van der Pol on Unsplash
Kasuari terdaftar sebagai hewan Kelas II (bersama dengan aligator dan kucing liar) di Florida, Amerika Serikat, karena risiko bahaya yang ditimbulkannya, yang berarti siapa pun yang ingin memeliharanya harus melewati banyak tes dan mendapatkan izin khusus dari otoritas setempat. Tahun 2019 lalu, seorang pria berusia 75 tahun yang diserang oleh setidaknya satu burung yang dia pelihara di propertinya di Florida dan kemudian meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit.
Baca juga: Inilah Fakta-fakta Unik Burung Paling Berbahaya di Dunia
2. Burung Unta (Struthio camelus)
Burung unta adalah burung terbesar di dunia dan hanya ditemukan di padang rumput dan sabana Afrika. Secara morfologis, burung ini memiliki adaptasi unik untuk hidup di lingkungan terbuka, termasuk kaki yang kuat dengan dua jari, di mana salah satu jari berkembang seperti kuku untuk membantu berlari cepat di atas permukaan tanah yang keras. Burung unta dewasa jantan bisa mencapai tinggi hingga 2,75 meter dengan berat lebih dari 150 kilogram. Sistem pernapasan burung unta juga sangat efisien, dengan paru-paru dan kantung udara yang besar yang memungkinkannya mempertahankan stamina selama pelarian panjang dari predator. Dalam kondisi terancam, burung unta bisa berlari dengan kecepatan hingga 72,5 km per jam, menjadikannya salah satu pelari tercepat di darat.
- Advertisement -
Seekor burung unta atau ostrich. Foto : pxhere.com
Jika terpojok, burung ini akan menggunakan kaki kuatnya untuk menendang, dan tendangannya cukup kuat untuk membunuh singa atau predator besar lainnya. Namun, serangan terhadap manusia jarang berujung fatal. Dalam banyak kasus, serangan terjadi akibat provokasi manusia terhadap burung tersebut, seperti yang terjadi dalam kisah musisi populer AS Johnny Cash, yang hampir terbunuh oleh burung unta di rumahnya pada awal tahun 1980an.
Baca juga: Burung Paling Berbahaya di Dunia Itu Kini Terancam Punah
3. Emu (Dromaius novaehollandiae)
Emu adalah burung terbesar kedua di dunia setelah burung unta dan merupakan burung asli Australia. Burung ini memiliki tubuh yang kuat dan kaki yang panjang, yang memungkinkan mereka berlari hingga kecepatan hampir 50 km per jam. Mereka juga dikenal karena kemampuan mereka untuk menendang dengan kaki besar tiga jari yang dilengkapi dengan kuku tajam.
Burung Emu | foto oleh Herbert Aust from Pixabay
Emu, seperti burung unta dan kasuari, menggunakan tendangan sebagai mekanisme pertahanan terakhir ketika terancam. Walaupun kematian akibat serangan emu sangat jarang terjadi, ada laporan tentang cedera yang diakibatkan oleh burung ini, terutama di kebun binatang, peternakan emu, dan taman satwa liar di seluruh dunia. Pada tahun 2009, lebih dari 100 laporan serangan emu di berbagai fasilitas tercatat. Dalam ekosistem Australia, emu memainkan peran penting sebagai penyebar benih, membantu menjaga keanekaragaman hayati padang rumput.
4. Lammergeier (Gypaetus barbatus)
Lammergeier, atau burung hering berjanggut, adalah salah satu burung pemakan bangkai terbesar di dunia. Burung ini memiliki panjang lebih dari 1 meter dengan rentang sayap hampir 3 meter. Lammergeier ditemukan di pegunungan Asia Tengah, Afrika Timur, dan Spanyol. Uniknya, lammergeier memiliki diet yang sebagian besar terdiri dari tulang. Burung ini menggunakan teknik yang sangat khusus untuk memecahkan tulang: mereka membawa tulang ke ketinggian hingga 80 meter dan menjatuhkannya di atas batu untuk memecahkannya, sehingga mereka bisa mengakses sumsum tulang yang kaya nutrisi.
Burung Lammergeier | Photo oleh Jordi Guinovart Mas on Unsplash
Serangan lammergeier terhadap manusia sangat jarang, tetapi ada kisah terkenal tentang kematian dramawan Yunani Aeschylus, yang dikatakan tewas setelah seekor lammergeier menjatuhkan kura-kura di kepalanya yang botak karena mengiranya sebagai batu. Walaupun cerita ini dianggap sebagai legenda, perilaku menjatuhkan objek untuk memecahkan cangkang atau tulang memang dikenal dalam ekologi burung pemangsa.
5. Burung Hantu Bertanduk Besar (Bubo virginianus)
Burung hantu bertanduk besar adalah predator yang sangat kuat dan sering ditemukan di Amerika. Dengan panjang tubuh lebih dari 60 cm dan rentang sayap yang mendekati 200 cm, burung ini sering memangsa hewan yang lebih besar, seperti mamalia kecil dan burung lain. Cengkeraman mereka memiliki kekuatan hingga 500 psi, yang setara dengan gigitan anjing penjaga besar, cukup kuat untuk melukai parah, membutakan, atau bahkan membunuh.
Burung Hantu Bertanduk Besar | Photo oleh Joshua J. Cotten on Unsplash
Dalam perilaku bertahan, burung hantu bertanduk besar sering kali menyerang area wajah dan kepala saat menghadapi ancaman yang lebih besar. Pada tahun 2012, serangkaian serangan burung hantu bertanduk besar dilaporkan terjadi di sebuah taman di sekitar Seattle, di mana burung ini menyapu dari pepohonan dan menyerang para pelari.
Baca juga: Burung Hantu yang Tidak Perlu Kita Takuti
6. Burung Hantu Berbintik (Strix varia)
Burung hantu berbintik, meskipun lebih kecil daripada burung hantu bertanduk besar, juga dapat menunjukkan agresi yang serupa, terutama saat melindungi sarangnya. Burung ini memiliki berat antara 630 hingga 800 gram dengan rentang sayap sekitar 110 cm. Serangan terhadap manusia biasanya terjadi ketika manusia mendekati sarang mereka secara tidak sengaja.
Burung Hantu Berbintik | Photo oleh Richard Sagredo on Unsplash
Salah satu kasus terkenal melibatkan dugaan serangan burung hantu berbintik yang dianggap sebagai faktor dalam kasus pembunuhan di North Carolina pada tahun 2003. Pengacara terdakwa mengklaim bahwa burung hantu tersebut menyerang korban, yang akhirnya jatuh dan meninggal karena cedera yang dialaminya.
Sumber: Mongabay.co.id