Immanuel Mamere, salah satu pengurus KONI Papua Pegunungan, menyatakan bahwa ia merasa sangat diterima oleh masyarakat Aceh selama kunjungannya. Meskipun Aceh dikenal sebagai wilayah mayoritas Muslim dengan penerapan Syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, Immanuel merasakan sikap toleransi yang luar biasa.
“Saya sudah dua kali melaksanakan ibadah di gereja selama berada di Aceh. Saya juga memposting kegiatan tersebut di media sosial,” ujar Immanuel saat menikmati kuliner khas Aceh di sebuah warung kopi, Senin (16/9/2024).
Ia menjelaskan bahwa banyak teman-temannya dari berbagai daerah di Indonesia yang bertanya tentang keberadaan gereja di Bumi Serambi Mekkah setelah melihat postingannya.
Menanggapi pertanyaan teman-temannya, Immanuel membagikan pengalamannya dan menyebutkan kenyamanan yang ia rasakan saat beribadah di Aceh. “Salam toleransi dari Serambi Mekkah,” jawabnya, menegaskan bahwa Aceh dapat menjadi contoh toleransi yang baik.
Selain keramah-tamahan masyarakat dan toleransi beragama, kuliner Aceh juga menarik perhatian para peserta PON. Kopi Aceh dengan cita rasa tinggi menjadi salah satu favorit, dan banyak peserta memanfaatkan waktu mereka untuk menikmati berbagai makanan khas Aceh yang lezat.
Keamanan selama PON juga sangat memuaskan. Para tamu merasa aman dan nyaman berkeliling kota hingga tengah malam tanpa khawatir tentang kejahatan. Suasana yang aman ini menambah kenyamanan dan kepuasan selama berada di Aceh, menjadikan pengalaman mereka semakin positif.
- Advertisement -
Secara keseluruhan, PON XXI di Aceh tidak hanya sukses dalam hal penyelenggaraan olahraga, tetapi juga menunjukkan aspek toleransi, keramahan, dan keamanan yang membuat para kontingen merasa sangat dihargai dan diterima. (MC PON ACEH/Syahril).