- Apakah ada jenis ikan yang menyusui anaknya? Kalau yang dimaksud “ikan” adalah mamalia laut seperti lumba-lumba, maka lumba-lumba menyusui anak-anaknya.
- Penyebutan ikan di laut kerap salah kaprah. Pada umumnya, kita menyebut satwa yang mempunyai ekor, bersirip, dan berenang di laut sebagai ikan. Misalnya, ikan paus dan ikan lumba-lumba.
- Sesungguhnya, mereka diklasifikasikan sebagai mamalia, bukan ikan. Sehingga, menyebut lumba-lumba dan paus yang benar tak perlu menambahkan kata ikan di depannya. Keduanya memang sama-sama hewan bertulang belakang, namun karakteristik ikan dan mamalia berbeda.
- Ciri-ciri mamalia antara lain memiliki kelenjar susu, punya rambut, berdarah panas, dan bernapas dengan paru-paru. Sementara, ikan tidak memiliki kelenjar susu. Kulitnya bersisik, berdarah dingin, dan bernapas dengan insang.
Mungkin terdengar aneh, jika ada “ikan” yang menyusui anaknya. Kalau yang dimaksud “ikan” adalah mamalia laut seperti lumba-lumba, maka memang begitulah perangainya. Sebagaimana mamalia darat, lumba-lumba juga menyusui anak-anaknya. Bahkan, mereka biasa melakukannya di air.
Jadi lumba-lumba punya susu ikan?
Sebelumnya, perlu kita perjelas penyebutan ikan di laut yang kerap salah kaprah. Pada umumnya, kita menyebut satwa yang mempunyai ekor, bersirip, dan berenang di laut sebagai ikan. Misalnya, ikan paus dan ikan lumba-lumba.
Sesungguhnya, mereka diklasifikasikan sebagai mamalia, bukan ikan. Sehingga, menyebut lumba-lumba dan paus yang benar tak perlu menambahkan kata ikan di depannya. Keduanya memang sama-sama hewan bertulang belakang, namun karakteristik ikan dan mamalia berbeda.
Ciri-ciri mamalia antara lain memiliki kelenjar susu, punya rambut, berdarah panas, dan bernapas dengan paru-paru. Sementara, ikan tidak memiliki kelenjar susu. Kulitnya bersisik, berdarah dingin, dan bernapas dengan insang.
- Advertisement -
Dengan demikian apakah lumba-lumba punya puting susu? Ya.
Baca: Ini 9 Fakta Unik Paus, Hewan Penyerap Karbon Terbesar Dunia
Paus bungkuk yang juga terapantau di Perairan Alor. Foto: Todd Cravens/Unsplash/Free to use
Melahirkan dan menyusui
Melihat kelahiran anak paus di alam liar sungguh membuat takjub. Beruntung, kita bisa menyaksikan pertama kali proses kelahiran anak paus bungkuk di perairan Hawaii yang tenang pada 2023. Dalam rekaman video itu, terlihat seekor induk yang kelelahan setelah berenang sejauh tiga ribu mil atau sekitar 4.800 kilometer dari perairan dingin di Alaska.
Ibu paus yang mengandung itu diikuti sekawanan paus lain yang memberi perlindungan untuk prosesi melahirkan. Mereka membuat perisai gelembung udara di sekeliling ibu paus. Sejurus kemudian, terlihat ekor bayi paus muncul di bagian bawah perut induknya.
Saat bayinya benar-benar telah lahir, induknya dengan lembut mendorong anaknya ke permukaan untuk mengambil udara. Paus, lumba-lumba, dan pesut adalah mamalia laut yang dalam jangka waktu tertentu naik ke permukaan untuk menghirup oksigen.
Pertunjukkan tak kalah menakjubkan terekam dalam video ini. Kamera drone mengikuti seekor induk puas biru bersama seekor anaknya dari udara. Panjang paus biru dewasa bisa mencapai 30 meter dengan berat lebih dari 180 ton. Anaknya tampak berenang ke permukaan, menghirup udara, sebelum menyelam kembali ke bawah induknya untuk minum susu.
Dalam video lain, tampak anak paus beluga dalam aquarium yang sedang menyusu induknya, sambil berenang terbalik. Dua puting paus beluga terlihat di bagian perut induknya.
Susu paus kaya akan lemak dan tersedia dalam jumlah sangat banyak. Kelenjar susu paus biru adalah yang terbesar di bumi, dengan berat sama dengan bayi gajah. Induk paus biru dapat menghasilkan 200 liter susu per hari. Jumlah yang pantas karena anak paus biru bisa bertambah berat 100 kg per hari.
Baca: Lumba-lumba dan Masyarakat Pesisir Pulau Bangka
Paus biru merupakan jenis yang melintasi Perairan Alor. Foto: NOAA Photo Library/Wikimedia Commons/Public Domain
Hasil evolusi
Jika mamalia darat berevolusi dan bertahan di darat, nenek moyang mamalia laut memilih kembali ke laut. Leluhur paus, lumba-lumba, dan pesut adalah mamalia darat. Anggota tubuhnya bervolusi menjadi sirip, dengan bentuk tubuh yang ramping untuk bermanuver di lautan.
Dari kajian DNA, paus merupakan bagian dari kelompok mamalia yang dikenal sebagai Artiodactyla. Di darat, kelompok ini meliputi sapi, babi, domba, jerapah, unta, dan kuda nil. Menurut pakar, paus purba memiliki karakteristik yang sama dengan Artiodactyla ini.
Diperkirakan, mereka mulai kembali ke laut sekitar 52,5 juta tahun silam. Lantas sepenuhnya berada di laut sekitar 40 juta tahun lalu, sehingga satwa ini mengalami transisi dari hewan darat menjadi laut sekitar 12,5 juta tahun.
Ada dua kelompok mamalia akuatik. Yaitu, Cetacea yang terdiri dari paus, lumba-lumba, dan pesut. Kelompok lainnya adalah Sirenia yang terdiri sapi laut dan duyung. Sementara, Pinnipedia yang terdiri anjing laut, singa laut, dan walrus adalah satwa semi akuatik. Mereka akan naik ke darat untuk berkembang biak dan memiliki anak.
Referensi lain menyebutkan, evolusi lumba-lumba diperkirakan dimulai 50 juta tahun lalu. Perlahan, mereka beradaptasi dari kehidupan terestrial menjadi akuatik. Baik anatomi maupun perilakunya kemudian berubah. Lumba-lumba moderen, diperkirakan baru muncul sekitar 30 juta tahun lalu.
Baca juga: Upaya Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam
Pesut mahakam. Foto: Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia [YK RASI]
Hal yang berbeda
Pesut amat berbeda jika dibandingkan paus. Namun dengan lumba-lumba, kadang orang kesulitan membedakannya. Meski mirip, keluarga pesut berbeda dengan lumba-lumba, terutama ukurannya yang lebih kecil.
Jika diperhatikan, bentuk muka pesut dan lumba-lumba juga berbeda. Lumba-lumba mulutnya memanjang, sementara mulut pesut lebih pendek. Badan lumba-lumba lebih ramping, sedangkan pesut lebih gemuk dan pendek. Pesut tak hanya kerap didapati di dermaga pelabuhan, dia kadang juga terlihat di sungai.
Leluhur pesut berpisah dengan leluhur paus sekitar 15 juta tahun lalu. Diperkirakan, semua pesut yang kini berjumlah delapan spesies memiliki leluhur yang sama, sekitar 5,42 juta tahun lalu.
Pada mamalia laut, kaki depan mamalia darat berubah menjadi sirip. Tubuh berubah menjadi ramping dengan kulit halus yang mengurangi hambatan saat berenang. Sirip punggungnya memberikan stabilitas. Sedangkan ekor belakang digunakan untuk mendorong badan ke depan. Paus, lumba-lumba, dan pesut sama-sama mengembangkan kemampuan ekolokasi, sistem sonar yang memungkinkan mereka berkomunikasi dan menemukan mangsa.
Satwa Langka di Ibu Kota Baru Indonesia
Sumber: Mongabay.co.id