Pentingnya pondasi yang kokoh menjadi kunci utama bagi perawat Indonesia untuk memasuki pasar internasional, terutama di Australia, di mana kebutuhan akan perawat berkualifikasi terus meningkat secara signifikan. Hal ini merupakan salah satu hasil diskusi yang diselenggarakan oleh Katalis bersama Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia di Jakarta.
JAKARTA — Pentingnya pondasi yang kokoh menjadi kunci utama bagi perawat Indonesia untuk memasuki pasar internasional, terutama di Australia, di mana kebutuhan akan perawat berkualifikasi terus meningkat secara signifikan. Hal ini merupakan salah satu hasil diskusi yang diselenggarakan oleh Katalis bersama Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia di Jakarta.
Dalam diskusi tersebut, dibahas dua laporan terbaru terkait peningkatan kerjasama bilateral Indonesia-Australia dalam bidang keperawatan yang diterbitkan oleh Katalis. Katalis, yang merupakan bagian dari Program Kerjasama Ekonomi Perjanjian Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia, menyajikan temuan dari Laporan Penilaian Peluang Pasar dan Laporan Penilaian Kesetaraan Kualifikasi.
Laporan Penilaian Peluang Pasar didasarkan pada wawancara dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia dan Australia, serta analisis data komprehensif. Laporan ini menggambarkan tren kebutuhan, permintaan, serta ketersediaan perawat di kedua negara, selain juga memetakan hambatan yang ada terhadap mobilitas tenaga keperawatan.
Sementara itu, Laporan Penilaian Kesetaraan Kualifikasi mengkaji tingkat kesetaraan antara standar kualifikasi Nursing and Midwifery Board of Australia (NMBA) untuk Registered Nurse (RN) dan standar kualifikasi Indonesia untuk Professional Nurse (PN). Perbandingan standar akreditasi untuk program pendidikan RN dan PN ini memberikan wawasan penting mengenai langkah yang perlu diambil untuk mencapai keselarasan yang lebih besar antara kedua negara dalam pendidikan keperawatan.
“Laporan ini beserta diskusi bilateral yang konstruktif mengungkapkan adanya peluang besar yang dapat dikembangkan antara Indonesia dan Australia dalam bidang keperawatan. Kami berharap rangkaian pembahasan dan rekomendasi ini dapat mendorong kerjasama bilateral di masa depan serta memberikan manfaat bagi kedua negara dan peningkatan kualitas layanan bagi pasien,” ujar Direktur Katalis, Paul Bartlett.
- Advertisement -
Beberapa rekomendasi yang diangkat dalam diskusi bertajuk “Indonesia-Australia Nursing Cooperation: What’s Next?” termasuk upaya untuk memfasilitasi keselarasan pendidikan dan praktik keperawatan di Indonesia dan Australia dengan fokus pada standar pelatihan dan sistem akreditasi di Australia.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi, terutama dalam hal keselamatan pasien dan budaya kerja. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris yang baik juga diidentifikasi sebagai syarat penting untuk mendukung ambisi Indonesia menjadi pusat wisata medis global dan memperkuat peluang migrasi ke negara lain.
Sebelumnya, Katalis telah mengeluarkan laporan penilaian komparatif standar keperawatan antara Indonesia dan Australia. Peran aktif Katalis dalam menggali peluang mobilitas antara kedua negara juga terlihat melalui Perjanjian Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Agreement) yang ditandatangani pada Juni 2023, yang membuka peluang baru bagi para insinyur Indonesia untuk bekerja di Australia.
Sumber: Republika