- Seekor penyu hijau ditemukan terdampar dalam kondisi mati di pantai berkarang Teluk Buo Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat
- Penyu seberat 50 kilogram itu ditemukan mati dengan kondisi bagian hidung dan mata berdarah
- Diduga penyu itu mati tertabrak kapal berukuran besar karena perairan Teluk Buo berbatasan langsung dengan kawasan PLTU Teluk Sirih Padang.
- BPSPL Padang akan meneliti lebih lanjut kematian penyu itu dan berkomunikasi dengan pihak PLTU Teluk Sirih.
Seekor penyu hijau (Chelonia mydas) ditemukan mati terdampar di pantai berkarang Teluk Buo, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat, minggu lalu. Penyu seberat 50 kilogram dan lebar kerapas 70 sentimeter ini ditemukan mati dengan kondisi bagian hidung dan mata berdarah.
Khairul, (35) seorang warga setempat mengatakan penyu tersebut pertama kali ditemukan oleh anak-anak SD yang hendak berangkat sekolah. Dia kemudian ke lokasi, dan menemukan penyu telah mati namun kondisi tubuhnya yang masih baru dan tidak mengeluarkan bau busuk.
“Mungkin matinya tadi malam soalnya belum membusuk,” sebut Khairul yang merupakan kader konservasi setempat kepada Mongabay, minggu lalu.
Setelah mengambil dokumentasi dan berkoordinasi dengan sesama pegiat penyu di aplikasi whatsaap, dia menguburkan penyu itu.
Dia menduga penyu mati tertabrak kapal tanker pengangkut minyak karena perairan Teluk Buo berbatasan langsung dengan kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih Padang.
“Atau bisa jadi penyu masuk ke kawasan yang dilarang di PLTU. Setahu saya di sana ada air hangat buangan PLTU. Bisa jadi penyu mati dikawasan itu kemudian terhempas ke arah sini,” sebutnya.
- Advertisement -
Khairul mengaku sering bertemu penyu dalam keadaan hidup maupun mati di perairan itu saat dia snorkeling, menanam terumbu karang ataupun memancing. “Sudah tiga kali saya menemukan penyu mati ini di sepanjang Teluk Buo,” katanya.
Sebagai pegiat lingkungan, ia sedih menemukan penyu mati. Apalagi beberapa hari sebelumnya ia sempat melepaskan 60 ekor tukik di kawasan ini bersama pegiat penyu Pasir Jambak.
Baca : Aksi Heroik Pemuda Sumbar Selamatkan Penyu Hijau Terdampar di Pantai Batu Kalang
Penyu hijau ditemukan mati terdampar di pantai berkarang Teluk Buo, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Rabu (14/8) dengan kondisi bagian hidung dan mata berdarah. Foto: Vinolia/ Mongabay indonesia
Dugaan Penyebab Kematian Penyu
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang belum bisa memastikan kematian karena tidak dilakukan nekropsi bangkai penyu.
“Penyebab kematian penyu bisa bermacam-macam. Ada karena terjaring pukat secara tidak sengaja oleh nelayan, karena penyakit atau memakan plastik atau yang lainnya,” sebut Kepala BPSPL Padang Fajar Kurniawan kepada Mongabay, Jumat (16/8).
Melihat dari luka pada moncongnya, Fajar menduga penyu mati karena tertabrak benda keras misalnya kapal. Oleh karena itu, pihaknya akan meneliti lebih lanjut kematian penyu itu dan berkomunikasi dengan pihak PLTU Teluk Sirih.
BPSPL Padang sendiri belum meneliti jalur migrasi penyu di perairan Sumatera termasuk Sumbar, sehingga belum bisa memetakan jalur migrasi penyu dengan jalur lalu lintas kapal-kapal besar, termasuk kapal tanker. Oleh karena itu, mereka belum bisa memastikan adanya korelasi jumlah kematian penyu dengan lalu lintas kapal-kapal besar, termasuk kapal milik PLTU Teluk Sirih.
Menurut data BPSPL Padang, sepanjang 2024 sudah sembilan satwa laut terdampar dalam keadaan mati maupun hidup di sepanjang perairan pantai Sumbar. Delapan dari sembilan satwa itu merupakan penyu.
Lima dari delapan penyu itu merupakan penyu hijau (Chelonia mydas) yang terdampar di pantai Pesisir Selatan, dimana tiga ekor mati dan dua hidup serta berhasil dilepasliarkan ke laut. Sementara tiga ekor lainnya berjenig penyu lekang (Lepidochelys olivacea) ditemukan di pesisir selatan Sumbar yaitu di pesisir Pulau Mentawai, pantai Pesisir Selatan dan pantai di Padang, dimana dua mati serta satu ekor hidup dan berhasil dilepasliarkan.
Baca juga : Pati Hariyose, Penyelamat Penyu di Pantai Pasir Jambak
Penyu hijau (Chelonia mydas) seberat 120 kilogram saat dievakuasi dari dalam intake PLTU Teluk Sirih, Padang pada tahun 2018. Setelah dilakukan evakuasi total ada 12 ekor penyu yang masuk ke dalam intake tersebut. Foto : Yani/Cahaya Maritim
Jalur Migrasi Penyu
Fajar Kurniawan mengatakan perairan di pesisir Sumbar termasuk Teluk Buo merupakan kawasan habitat dan jalur migrasi penyu sehingga dijadikan kawasan konservasi penyu.
“Begitu pula pulau-pulau kecilnya, seperti di Pulau Pieh yang merupakan habitat penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik. Sementara itu di Beutomonga, Pulau Mentawai merupakan site penyu belimbing,” katanya.
Sedangkan peneliti penyu dari Sumbar, Harfiandri Damanhuri menyebut penyu yang mati di pantai Teluk Buo merupakan jenis penyu hijau (Chylonia mydas). Hal ini terlihat jelas dari motif karapasnya.
Melihat bagian hidung dan mata yang berdarah, Harfiandri juga menduga penyu itu mati karena terkena alat tangkap atau terkena mesin kapal berkecepatan tinggi. Dugaan lainnya, penyu mati karena terperangkat pukat jaring atau pukat katong (beach saine).
Senada dengan Fajar, Harfiandri mengatakan sepanjang pesisir selatan Sumbar merupakan jalur migrasi penyu karena pantainya sebagai habitat tempat bertelur penyu.
“Banyak pulau yang menjadi lokasi peneluran penyu, diantaranya Pantai Pulau Marak, Pantai Pulau Penyu, lebih ke selatan lagi pantai Pulau Karabak, Pulau Gosong dan Pulau Beringin. Pulau tersebut adalah pulau utama-utama pendaratan penyu dan sebagian pulau kecil, masuk Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Pesisir Selatan,” sebut Harfiandri kepada, Kamis (15/8/2024).
Baca juga : Cerita Tradisi Berburu Penyu di Mentawai
Tukik penyu belimbing di Pulau Mentawai, Sumbar. Foto: BPSPL Padang
Populasi Penyu di Sumatera Barat
Harfiandri memperkirakan populasi penyu di perairan barat Sumbar berjumlah 30.000 ekor yang mendarat di 126 lokasi peneluran, baik pulau maupun pantai.
“Untuk wilayah perairan kawasan pesisir Selatan Sumbar termasuk lokasi ruaya dan pendaratan penyu terpadat kedua setelah Mentawai,” imbuhnya.
Katanya, ada empat jenis penyu yang selalu bermigrasi disekitar pesisir Pasaman Barat sampai Pesisir Selatan dan Mentawai. Sedangkan di pantai barat dan pulau kecil Pasaman Barat dan Pessel hanya di singgahi oleh tiga jenis penyu yaitu penyu hijau, penyu sisik dan penyu lekang. Sedangkan di Mentawai ditambah dengan penyu raksasa yaitu penyu belimbing.
Lebih lanjut ia menjelaskan telah ditetapkan tujuh kawasan konservasi sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat (terbaru Pasaman Barat) dan satu Kawasan Konservasi Perairan Laut Nasional TWP Pieh dan Laut Sekitarnya.
Sejak penetapan tujuh kawasan konservasi itu, banyaknya kegiatan pelepasan tukik sehingga meningkatkan kemunculan penyu di pantai barat Sumatera Barat. Hal ini juga menandakan kondisi perairan secara umum masih baik. (***)
Penyu Belimbing Masih Dikonsumsi Masyarakat Mentawai, Mengapa?
Sumber: Mongabay.co.id