BANDA ACEH – Dosen Program Studi Antropologi STISIP Al-Washliyah Banda Aceh, Chairul Bariah, melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan skema Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) di Aula LPKA Klas II Banda Aceh, Rabu (31/7/2024).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema PMP tersebut didanai oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Adapun kegiatan itu berupa pelatihan yang mengangkat tema “Implementasi Pola Asuh Authoritative Terhadap Anak Binaan di LPKA Klas II Banda Aceh”.
Chairul Bariah menjelaskan, tujuan utama pelatihan ini adalah untuk mengevaluasi dan menerapkan pola asuh authoritative di LPKA Klas II Banda Aceh.
“Dimana pola asuh authoritative dinilai penting dalam mendukung perkembangan sosial anak-anak binaan, mengingat lingkungan keluarga dan pola asuh orang tua sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak,” kata Chairul Bariah.
Hal senada juga disampaikan Erna Fitriani Hamda. Menurut Erna, lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan perilaku anak.
“Keluarga yang harmonis akan membantu anak berkembang dengan baik, sedangkan keluarga dengan lingkungan yang buruk dapat menjadi hambatan dalam perkembangan sosial anak. Oleh karena itu, orang tua harus menciptakan kondisi rumah yang kondusif dan memberikan bimbingan yang baik,” ujarnya.
- Advertisement -
Selain itu, Kepala Bagian Pembinaan LPKA Kelas II Sulaiman menyatakan dukungan atas kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di lapas setempat. Ketua Lapas LPKA Klas II Banda Aceh, yang diwakili oleh Ismail, menjelaskan bahwa peran petugas lapas sebagai pengawas anak-anak binaan.
“Petugas lapas memiliki pengaruh signifikan dalam proses pembinaan anak-anak. Mereka bertanggung jawab atas keamanan, keselamatan, dan pengawasan anak-anak tersebut, dengan tujuan membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang berharga di masa depan,” kata Ismail.
Sebagai langkah awal dalam menerapkan pola asuh authoritative, kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi lainnya dalam melakukan pendekatan yang lebih humanis dan efektif terhadap anak binaan.
“Dengan sinergi antara akademisi, lembaga pemasyarakatan, dan masyarakat, kita dapat memberikan harapan baru dan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda yang saat ini berada di balik jeruji besi,” katanya.
Dalam kegiatan itu, juga hadir dua dosen kampus Al-Washliyah yakni Erna Fitriani Hamda dan Lasri, serta lima mahasiswa Prodi Antropologi STISIP Al-Washliyah. Mereka adalah Saudah, Sulis Br Manik, Dedi Bancin, Mardianti, dan Bunayya.[]