Banda Aceh- Dalam rangka milad Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH-USK) ke-63, FKH USK menyelenggarakan program pengabdian masyarakat tentang pentingnya bahan pangan asal hewan yang aman sehat, utuh dan halal (ASUH) untuk pencegahan stunting, dan pengenalan produk hasil limbah ikan asin untuk pakan ternak kepada masyarakat Kuta Baro, Aceh Besar, Rabu (10/04/2023).
Bambang Bachtiar, Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh, menjelaskan bahwasannya data tahun 2021 mencatat angka stunting di Aceh mencapai 33,2%, menempati posisi ke-3 di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2023, angka prevalensi masih mencapai 31,2% yang masih melebihi batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu sebanyak 20%.
”Bagaimana cara membangun Aceh kalau anak-anak Aceh mengalami stunting, Pengendalian stunting masih sangat diprioritaskan dan pemerintah memiliki target dalam penurunan stunting hingga angka 14%,” ungkapnya.
Diketahui, stunting merupakan suatu kondisi gangguan perkembangan pada anak akibat gizi buruk, infeksi atau disposisial yang tidak memadai.
Dalam kegiatan tersebut, dosen FKH USK menciptakan suatu produk pakan ternak dari limbah ikan asin yang bertujuan untuk pemenuhan nutrisi ternak. Putri, mahasiswa magister FKH yang tergabung dalam tim mengatakan pembuatan sumber protein untuk ternak dilakukan dalam upaya pemenuhan gizi yang berasal ternak.
Ia menambahkan, ternak merupakan salah satu produk asal hewan yang membantu program stunting yang umumnya dikonsumsi seperti ayam, daging sapi dan daging kambing. Ia menambahkan, produk asal hewan yang dihasilkan dari ternak yang kondisinya tidak baik menyebabkan pemenuhan nutrisi yang kurang maksimal ketika didistibusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
“Biasanya ikan asin kan kita ambil dangingnya aja dari pada sia-sia jadi dimanfaatkan buat olahan untuk makanan hewan,” ujarnya.
- Advertisement -
Putri juga menjelaskan pemakaian pakan untuk ternak dari produk yang dibuat dapat dicampurkan dengan makanan ternak seperti rumput atau lainnya. Ia menjelaskan, salah satu olahan dalam produk yang dibuat dari hasil limbah tersebut adalah mineral blok yang berguna untuk pemenuhan nutrisi hewan ternak.
“Perilaku alami sapi yang suka menjilat-jilat dapat dimanfaatkan untuk diberikan produk tersebut untuk pemenuhan nutrisinya,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pengenalan produk yang dihasilkan menerima masukan dan kritikan dari orang-orang sebelum akhirnya dipasarkan. Ia berharap, produk tersebut dapat membantu dalam pemenuhan gizi ternak, sehingga menjadi bahan pakan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal dan berguna untuk pencegahan stunting ke depannya. (DILA)