BANDA ACEH – Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh terus melakukan persiapan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-VIII. Tema besar kegiatan ini adalah “Jalur Rempah”.
Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Evi Mayasari mengatakan, bahwa persiapan PKA ke-VIII hingga saat ini sudah mencapai 70 persen.
“Disbudpar Aceh sebagai leading sector terus melakukan persiapan dan koordinasi dengan seluruh stakeholder. Untuk persiapan PKA saat ini sudah 70 persen,” ucap Evi Mayasari, Senin (4/8/2023).
Evi menjelaskan, bahwa PKA adalah kegiatan besar sehingga memerlukan banyak koordinasi baik itu dengan kabupaten/kota maupun dinas-dinas terkait yang lebih intens.
Evi menyampaikan, ada beberapa kendala lantaran adanya perubahan skema awal dari pelaksanaan dibuat di tiga titik menjadi satu titik yang dipusatkan di Tamah Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.
Menurut Evi, kendala tersebut harus dikomunikasikan ulang terkait dengan persiapan venue atau lokasi yang saat ini tengah dalam proses pengerjaan oleh Dinas Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh.
“Jadi kami juga lagi menunggu persiapan oleh teman-teman PUPR untuk venue utama dari PKA,” ungkap Evi.
- Advertisement -
Disamping itu, lanjut Evi, komunikasi dan koordinasi dengan kabupaten/kota juga terus dilakukan. Hingga kini, 90 persen kabupaten/kota di Aceh siap mengikuti PKA ke-VIII tahun ini.
“Sedangkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengundang negara-negara luar dan komunikasi dengan kementerian secara nasional itu sudah kami lakukan dan terus berkoordinasi,” jelasnya.
Ia menyebut, semula ajang lima tahunan di Aceh itu akan digelar pada 19 hingga 27 Agustus ini. Namun karena ada beberapa hal, kegiatan tersebut diundur menjadi tanggal 4-12 November 2023.
Ia menuturkan, bahwa PKA ke-VIII ini salah satu strategi pemajuan kebudayaan dan melalui PKA ini pula banyak hal yang bisa dicapai, salah satunya dapat berdampak pada ekonomi kreatif.
Selain itu, dalam momen PKA itu, banyak energi positif yang bisa didapatkan. Diantaranya pemberdayaan seniman, kerja sama dengan beberapa negara luar melalui bisnis matching.
“Selain itu jjuga bisa menampilkan diplomasi budaya Aceh melalui seminar. Semoga melalui PKA ini citra Aceh dimata nasional dan dunia bisa menjadi lebih baik lagi,” pungkas Evi.[]