By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
LENSAKITA.comLENSAKITA.comLENSAKITA.com
  • DAERAH
    DAERAHShow More
    WALHI Aceh Desak Pemerintah Bekukan Izin PT Medco E&P Malaka
    Sahabat Pak Dokter Afzal Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Darul Makmur
    PMI Targetkan 300 Kantong Darah, O Rhesus Positif Paling Dibutuhkan
    Pemeriksaan Kesehatan Gratis di HUT PMI, Pengecekan Gula Darah hingga Kolesterol
    Program I’M Jagong yang Diprakarsai Pangdam IM Panen Perdana
  • DPRA
    DPRAShow More
    PON Aceh-Sumut Bebankan APBA, Zulfadli: Pj Gubernur Langgar Aturan Hukum dan Rugikan Aceh
    Tak Kunjung Dikerjakan, DPRA Ingatkan Pembangunan Jalan Cot Irie-Limpok
    Irawan Abdullah Minta Pemerintah Aceh Bentuk Tim Advokasi Zakat Pengurang Pajak
    DPRA Kecam Hakim MS Banda Aceh Kabulkan Penangguhan Penahanan Terdakwa Pencabulan
    Ketua DPR Aceh Minta Penyiksaan Warga Bireuen di Jakarta Diusut Tuntas
  • NASIONAL
    NASIONALShow More
    Ketum RPN: Siapapun Cawapres yang Diputuskan Prabowo Subianto Kami Akan Loyal
    Jokowi Sebut Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Merdeka Samarinda Terkendali Baik
    Ini Daftar Nominasi Festival Film Pendek Moderasi Beragama Kemenag RI
    Eks Pangdam IM Mayjen Hassanudin Dilantik Jadi Pj Gubernur Sumut
    Akun Instagram Aliansi Jurnalis Independen Indonesia Diretas, Konten Berganti Iklan Gawai
  • DUNIA
  • LINGKUNGAN
    LINGKUNGANShow More
    Pondok kebun yang dirusak gajah jinak CRU Sampoiniet Foto Dok CRU Sampoiniet
    Rantai Lepas, Gajah Jinak Rusak Kebun Warga Sampoiniet Aceh Jaya
    1
    Mahasiswa PPG Prajabatan USK Beri Pelatihan Pengolahan Sampah Bagi Santri Dayah Mini Aceh
    Diduga Karena Racun, Anak Harimau Mati di Aceh Timur
    Harimau Sumatera Dilaporkan Mati di Aceh Timur
    Lokasi PT Lhong Setia Mining Foto Junaidi Hanafiah
    WALHI Aceh Warning PT Lhoong Setia Mining Segera Reklamasi Lahan
  • EDUKASI
  • FOTO
    FOTOShow More
    FOTO: Harga Daging Ayam Tembus Rp 70 Ribu Per Ekor
    FOTO: Melihat Pembukaan Pameran TTG ke-24 di Aceh Besar
    jemaah haji 2023
    Jemaah Haji Kloter Satu Aceh Besok Berangkat Menuju Madinah
    FOTO: Jelang Puncak Arus Mudik, Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh Masih Sepi
    [FOTO] Kolam Pemandian Mata Ie Kering Kerontang
  • LIFESTYLE
    LIFESTYLEShow More
    Di Balik Meja Redaksi, Novel Romansa Jurnalis Kampus Resmi Terbit
    Jadi Finalis Hijab Hunt 2023, Niva Bawa Harum Nama Aceh di Kancah Nasional
    Dosen USK Luncurkan Buku Menu Makan Sehat Bagi Diabetes
    Kamu Harus Tahu, Ini Makanan yang Tak Pernah Kadaluarsa
    Klinik Pratama USK Edukasi Bahaya Kanker
  • BOLA
  • TEKNO
  • FEATURE
  • VIDEO
Reading: Negara-Negara Berkembang Berusaha Akhiri Dominasi Dolar Tapi tanpa Alternatif
Share
Notification Show More
Aa
LENSAKITA.comLENSAKITA.com
Aa
Cari
  • DAERAH
  • DPRA
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • LINGKUNGAN
  • EDUKASI
  • FOTO
  • LIFESTYLE
  • BOLA
  • TEKNO
  • FEATURE
  • VIDEO
  PT. Cahaya Lensa Kita
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
LENSAKITA.com > INTERNASIONAL > Negara-Negara Berkembang Berusaha Akhiri Dominasi Dolar Tapi tanpa Alternatif
INTERNASIONAL

Negara-Negara Berkembang Berusaha Akhiri Dominasi Dolar Tapi tanpa Alternatif

Redaksi
Redaksi Add a Comment
Share
6 Min Read
Logo Aliansi BRICS
#image_title
SHARE

ABUJA — Perputaran bisnis telah hilang di toko pakaian Kingsley Odafe di ibu kota Nigeria memaksanya untuk memberhentikan tiga karyawannya. Satu penyebab dari masalahnya terlihat jelas, kekuatan dolar AS terhadap mata uang Nigeria, naira, telah mendorong harga garmen dan barang-barang asing lainnya di luar jangkauan konsumen lokal.

Harga sekantung pakaian impor kini mencapai tiga kali lipat dari harga dua tahun lalu. Harga saat ini mencapai 350.000 naira atau sekitar 450 dolar AS. “Tidak ada penjualan lagi karena orang harus makan dulu sebelum berpikir untuk membeli pakaian,” kata Odafe.

Di seluruh negara berkembang, banyak negara yang sudah muak dengan dominasi Amerika atas sistem keuangan global yang dikuasai AS, terutama kekuatan dolar. Perwakilan negara berkembang ini akan menyampaikan keluhan mereka.

Awal pekan depan blok negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan bertemu dengan negara-negara kekuatan pasar berkembang lainnya di Johannesburg, Afrika Selatan.

 

Namun, cengkeraman raja mata uang, dollar AS lebih kuat dan tidak semudah sekedar menggulingkan mata uang dunia secara de facto. Karena sejauh ini, dolar AS adalah mata uang yang paling banyak digunakan dalam bisnis global dan telah menaklukan tantangan-tantangan pada masa lalu.

Meskipun ada pembicaraan berulang kali tentang negara-negara BRICS yang meluncurkan mata uang mereka sendiri, tidak ada proposal konkret yang muncul menjelang pertemuan puncak yang dimulai pada Selasa (22/8/2023) mendatang.

- Advertisement -

Namun, negara-negara berkembang telah mendiskusikan perluasan perdagangan dalam mata uang mereka sendiri untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar. Pada sebuah pertemuan para menteri luar negeri BRICS pada Juni, Naledi Pandor dari Afrika Selatan mengusulkan hal yang baru.

Ia mengatakan bahwa Bank Pembangunan Baru (New Development Bank) dari blok BRICS tersebut akan mencari alternatif-alternatif “terhadap mata uang yang diperdagangkan secara internasional saat ini”- sebuah penghalusan kata untuk menyingkirkan dolar.

Pandor duduk bersama Sergey Lavrov dari Rusia dan Ma Zhaoxu dari Cina – perwakilan dari dua negara yang sangat ingin melemahkan pengaruh keuangan internasional Amerika.

Pengelompokan BRICS dimulai pada 2009. Awalnya, kelompok ini hanya bernama BRIC, istilah yang diciptakan oleh ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, untuk menyebut ekonomi Brasil, Rusia, India, dan Cina yang sedang berkembang.

Namun, Afrika Selatan bergabung pada 2010, dengan menambahkan huruf “S” pada namanya. Kini setidaknya lebih dari 20 negara–termasuk Arab Saudi, Iran, dan Venezuela–telah menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dengan BRICS.

Pada 2015, negara-negara BRICS meluncurkan Bank Pembangunan Baru–sebuah alternatif dari Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang didominasi oleh Amerika Serikat dan Eropa.

“Negara-negara berkembang ingin sekali melonggarkan cengkeraman dominasi Barat dan membuka pintu menuju tatanan dunia baru di mana Timur memiliki pengaruh yang setara, atau bahkan lebih besar,” ujar Martin Ssempa, seorang aktivis politik Uganda.

Undang-undang tersebut mendorong Bank Dunia untuk mengumumkan bulan ini bahwa mereka menghentikan pemberian pinjaman baru kepada negara Afrika Timur tersebut.

Para kritikus di negara-negara berkembang sangat gelisah dengan kesediaan Amerika untuk menggunakan pengaruh global dolar untuk menjatuhkan sanksi keuangan terhadap musuh-musuhnya, seperti yang dilakukan terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina tahun lalu.

Mereka juga mengeluhkan bahwa fluktuasi dolar dapat mengacaukan perekonomian mereka. Kenaikan dolar, misalnya, dapat menyebabkan kekacauan di luar negeri dengan menarik investasi dari negara lain. Hal ini juga meningkatkan biaya untuk membayar kembali pinjaman dalam dolar dan membeli produk impor, yang sering kali dihargai dalam dolar.

Presiden Kenya William Ruto telah menggerutu tahun ini tentang ketergantungan Afrika pada dolar dan dampak ekonomi dari naik turunnya nilai mata uang tersebut, sementara nilai mata uang shilling Kenya anjlok. Dia mendesak para pemimpin Afrika untuk bergabung dengan sistem pembayaran pan-Afrika yang sedang berkembang yang menggunakan mata uang lokal untuk mendorong lebih banyak perdagangan.

“Bagaimana dolar AS menjadi bagian dari perdagangan antara Djibouti dan Kenya? Mengapa?” tanyanya dalam sebuah pertemuan yang disambut tepuk tangan meriah.

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva telah mendukung mata uang bersama untuk perdagangan di dalam blok Amerika Selatan Mercosur dan untuk perdagangan di antara negara-negara BRICS.

“Mengapa Brasil membutuhkan dolar untuk berdagang dengan Cina atau Argentina? Kita bisa berdagang dengan mata uang kita sendiri. Namun, jika kelemahan dolar mudah terlihat, alternatifnya tidak demikian.

“Pada akhirnya, jika Anda ingin menyimpan cadangan Anda dengan aman, Anda harus menyimpannya dalam dolar,” kata Daniel Bradlow, seorang peneliti senior di University of Pretoria dan seorang pengacara yang berspesialisasi dalam keuangan internasional.

“Anda harus meminjam dalam dolar. Semua orang dapat melihat semua masalah dalam melakukan hal ini, tetapi jika ada alternatif, orang akan menggunakannya,” ujarnya.

Saat ini, 96 persen perdagangan di Amerika dari tahun 1999 hingga 2019 ditagih dalam dolar, 74 persen perdagangan di Asia dan 79 persen di tempat lain, di luar Eropa, yang menggunakan euro, menurut perhitungan para peneliti Federal Reserve AS.

Cengkeraman dolar terhadap perdagangan global telah sedikit mengendur…

Sumber: Republika

TAGGED: brics singkirkan dolar as, brics tinggalkan dolar as, brics tingggalkan dolar as, dominasi dolar as, ekspansi anggota brics, indonesia gabung brics, ktt brics, negara anggota brics, negara brics, perluasan anggota brics, pertemuan brics di afrika selatan, pertemuan brics di afsel
Redaksi Senin (21/08/2023) - 15:14 WIB Senin (21/08/2023) - 15:14 WIB
Share This Article
Facebook Twitter Pinterest Whatsapp Whatsapp Telegram Email Copy Link Print
Share
By Redaksi
Follow:
Redaksi Lensakita
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

- Advertisement -
Ad image

BACA JUGA:

WALHI Aceh Desak Pemerintah Bekukan Izin PT Medco E&P Malaka
DAERAH
Sahabat Pak Dokter Afzal Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Darul Makmur
DAERAH
Menakar Pilihan Capres, 2 Ataukah 3 Pasangan Calon?
OPINI
PMI Targetkan 300 Kantong Darah, O Rhesus Positif Paling Dibutuhkan
DAERAH
LENSAKITA.comLENSAKITA.com
Follow US
© 2023 - PT. Cahaya Lensa Kita
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
adbanner
AdBlock Detected
Our site is an advertising supported site. Please whitelist to support our site.
Okay, I'll Whitelist
Logo Lensakita.com Logo Lensakita.com
Assalamualaikum!

Silahkan Login

Lost your password?