Banda Aceh- Mahdi Ismail, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Pengprov FPTI Aceh menyatakan keberatannya terkait venue tuan rumah yang awalnya ditetapkan di Gedung Utama Universitas Syiah Kuala kemudian diganti ke Aceh Timur.
“Saya sangat menyayangkan Venue Rehab untuk cabor panjat tebing di SK-kan ke Aceh Timur karna di SHB (Stadion Harapan Bangsa) yang menjadi tempat pemusatan dan mencetak Atlet-Atlet berkaliber Nasional hingga Internasional kondisinya harus diperbaiki hingga venuenya standart Internasional (include Indoor),” ujarnya.
Menurutnya, cabang olahraga panjat tebing masih langka dan belum diterima secara luas oleh masyarakat Aceh. Ia menambahkan pengurus FPTI Aceh periode 2022-2025 pun berada di Banda Aceh sehingga mudah meminimalisir biaya operasional pembinaan atlet-atlet potensial Aceh.
“Saya mohon pengambil kebijakan dapat meninjau kembali penentuan lokasi venue tersebut dengan berpikir jernih, jujur dan transparan untuk tujuan jangka panjang dalam membangun karakter putra bangsa Aceh dengan olahraga khusunya Panjat Tebing,”
Ia mengatakan FPTI Aceh telah menyurati beserta memberikan DED (Detail Engineering Desain) ) TD PP. FPTI untuk meninjau ulang posisi strategis manfaat pembangunan Venue PON Panjat Tebing yang terintegrasi dengan tujuan nasional untuk menghasilkan putra-putri bangsa yang berprestasi di kancah dunia.
“Di periode kami ini kami ingin melakukan hal-hal yang tidak biasa untuk Aceh lewat prestasi dan itu adalah wajar dalam berbangsa,”
Mahdi mengatakan, FPTI Aceh tidak dilibatkan dalam pemindahan dan penentuan lokasi venue PON.
- Advertisement -
“Saya sebenarnya heran kenapa kami tidak dilibatkan karna berkaitan dengan cabor panjat tebing baik teknis maupun non teknis FPTI adalah ahlinya,” ujarnya.
Namun ia mengatakan ia menghargai upaya pemerintah pengkab/kota untuk mendapatkan paket venue di daerah masing-masing.